Kawasan Teluk Menegang, 2 Negara Gelar Latihan Militer dengan AS

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUWAIT – Kuwait menjadi tuan rumah dari latihan “Gulf Shooting 2021” atau “Tembak Teluk 2021”. Latihan ini dimulai pada akhir pekan kemarin dengan partisipasi dari Angkatan Darat Kerajaan Arab Saudi, Angkatan Darat Kuwait, dan Pasukan Spartan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS).

Kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA) melaporkan bahwa latihan Tembak Teluk 2021 ini akan diselenggarakan hingga 18 November 2021. Komandan latihan, Kolonel Nayef bin al-Humaidi mengatakan bahwa latihan ini digelar guna memperkuat hubungan militer negara-negara sahabat.

”Latihan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan militer dan kerjasama pertahanan bersama dengan negara-negara sahabat, bertukar pengalaman, dan pengetahuan militer, untuk menyoroti dan menyatukan kemampuan tempur ketiga negara,” tutur Kolonel Nayef bin al-Humaidi.

“Dalam latihan ini, pelatihan dilakukan di bidang perencanaan dan pelaksanaan prosedur komando dan kontrol,” sambung al-Humaidi, melansir Arab News.

Latihan itu juga mencakup prosedur untuk memimpin pasukan dan mencapai respons cepat terhadap situasi darurat untuk operasi darat gabungan, selain mengembangkan keterampilan untuk menerapkan penembakan taktis untuk unit infanteri dan lapis baja dalam hubungannya dengan dukungan udara dekat dan operasi dukungan administratif.

Pekan lalu, Angkatan Udara Kerajaan Saudi dan Angkatan Udara AS menyelesaikan latihan bersama pada Minggu (7/11) dengan partisipasi pesawat tempur F-15C Arab Saudi dan pembom strategis B-1 AS. Sementara pada Oktober, latihan angkatan laut bersama Indigo Defender-21 antara Arab Saudi dan AS dimulai, SPA melaporkan.

Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi juga dilaporkan belanja perlengkapan militer besar-besaran ke Amerika Serikat (AS). Di mana Riyadh membeli misil dan perlengkapan terkait senilai 650 juta USD atau sekira 9,3 triliun Rupiah.

Berdasarkan laporan Arab News, (5/11), Kementerian Luar Negeri AS sudah memberikan lampu hijau bagi penjualan misil udara ke udara AIM-120C-7/C-8. Ini menjadi penjualan senjata militer pertama yang signifikan di era pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Penjualan misil ini juga disetujui mengingat adanya peningkatan serangan lintas perbatasan terhadap Arab Saudi selama setahun belakangan. Secara total,  Arab Saudi akan membeli sebanyak 280 AIM-120C-7/C-8 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) dan sebanyak 596 LAU-128 Missile Rail Launchers (MRL).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PAPDESI dan APDESI Dukung Program Pemerataan Ekonomi hingga Desa Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta – Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (PAPDESI) dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) menyatakan dukungan penuh...
- Advertisement -

Baca berita yang ini