Kasus Suap KPU, Formappi: Semua Komisioner Harus Mengundurkan Diri!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kasus suap yang melibatkan Komisioner Wahyu Setiawan dinilai memudarkan independensi KPU. Rasuah itu membuat publik menyesal.

Tak terkecuali Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus. Ia mengatakan, kasus Wahyu mencoreng independensi KPU dan juga integritas para komisionernya.

“Bagaimana kita tidak terpikat kepada KPU. Lembaga ini sepanjang proses Pemilu lalu menjadi lembaga yang konsisten memperjuangkan larangan mantan napi koruptor untuk menjadi caleg. Perjuangan keras mereka memang gagal, tetapi publik mencatat semangat kuat KPU yang terus menyuarakan pentingnya integritas pemilu,” ujarnya kepada Mata Indonesia, Senin 13 Januari 2020.

Kata dia, kasus Wahyu membuat kepercayaan terhadap KPU menjadi surut. Bahkan sulit mengembalikan marwah atau wibawa KPU dalam waktu yang singkat.

Salah satu cara untuk mengembalikan kepercayaan publik, menurut Lucius, yakni dengan opsi pengunduran diri dari semua komisioner KPU. Ia beralasan karena kerja KPU selama ini kolektif kolegial.

“Kenapa perlu semua komisioner mengundurkan diri? Sebagai bentuk tanggung jawab moral, karena kerja KPU itu kolektif kolegial. Walau seorang saja yang tertangkap tetapi yang lainnya tak bisa lepas tangan, karena keputusan KPU selalu diambil bersama-sama. Bahwa satu orang yang ditangkap, tak menjamin yang lainnya tak ikut terlibat,” ujarnya.

Pembenahan internal KPU pun perlu dilakukan secara revolusioner. Tujuannya untuk memastikan Pilkada serentak nanti berlangsung lancar. “Langkah revolusioner yang bisa dilakukan (adalah) semua mesti mengundurkan diri,” katanya.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini