Kasus Covid-19 Pertama Berasal dari Wanita yang Bekerja di Pasar Wuhan

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Teka teki siapa orang pertama yang tertular Covid-19 mulai terkuak. Sebuah studi oleh jurnal Science mengklaim orang pertama yang terinfeksi Covid-19 bukan seorang pria, melainkan pekerja wanita di pasar ikan kota Wuhan di Cina.

Menurut penelitian Amerika Serikat (AS), muncul spekulasi bahwa virus itu bisa saja bocor dari laboratorium. Asal muasal virus penyebab Covid-19 masih menjadi misteri dan sumber utama ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat.

The Guardian melaporkan sebuah studi oleh Cina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun ini menyangkal teori bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium.

Studi mengatakan bahwa hipotesis yang paling mungkin adalah virus itu menginfeksi manusia secara alami. Salah satunya melalui perdagangan satwa liar.

Sebuah tim ahli WHO bersama para ilmuwan Cina menghabiskan waktu selama empat minggu di sekitar pusat kota Wuhan.

Pada Maret 2020, tim dari WHO melaporkan bahwa virus Sars-CoV-2 telah tertular dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.

Tetapi penelitian mengenai hal itu masih belum valid.

Seorang akuntan menjadi orang pertama terkena Covid-19. Ia mendapat perawatan di rumah sakit Wuhan. Ia melaporkan bahwa gejala pertamanya muncul pada 16 Desember 2019.

Michael Worobey, seorang kepala ekologi dan biologi evolusi di University of Arizona, menceritakan hal itu dalam studi di jurnal Science. Jurnal ini terbit  Kamis 18 November 2021.

”Gejalanya muncul setelah beberapa kasus pada pekerja di Pasar Huanan. Membuat dugaan seorang penjual makanan laut wanita di sana sebagai kasus paling awal.”

Sebagian besar kasus gejala awal terkait dengan pasar. Dan itu memberikan bukti kuat tentang asal pandemi. Prof Worobey adalah salah satu dari sekitar 15 pakar yang pada Mei lalu menerbitkan jurnal Science.

Worobey membantah dugaan virus telah bocor dari laboratorium di Wuhan.

Dalam artikel terbaru, ia berpendapat bahwa penelitiannya tentang asal mula wabah memberikan bukti kuat tentang asal pandemi yakni dari pasar hewan hidup.

Salah satu kritik sebelumnya terhadap teori pasar adalah karena otoritas kesehatan meningkatkan peringatan tentang kasus penyakit mencurigakan yang terkait dengan pasar pada 30 Desember 2019.

Hal itu akan menimbulkan dugaan yang mengarah pada identifikasi lebih banyak kasus di pasar daripada di tempat lain. Untuk melawan argumen itu, Prof Worobey menganalisis kasus di dua rumah sakit sebelum peringatan muncul. Kasus-kasus itu sebagian besar berada di pasar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini