MATA INDONESIA, JAKARTA – Minggu 29 Maret 2020 ini, Perdana Menteri Narendra Modi meminta maaf kepada warga miskin karena memutuskan me-lockdown India atau dalam istilah hukum Indonesia melakukan karantina kesehatan sejak Selasa 24 Maret 2020 selama 21 hari.
Namun, Sabtu 28 Maret 2020, justru terjadi peristiwa yang memilukan karena banyak pekerja migran terpaksa harus berjalan kaki ratusan kilometer dari kota-kota besar tempat mereka mencari nafkah agar bisa sampai di kampung halamannya.
Para pekerja itu memang pulang ke kampung halamannya karena tempat kerja mereka harus tutup sebagai upaya mengeliminir penyebaran virus corona Covid19.
Setidaknya lima pekerja migran harus meregang nyawa karena pulang kampung massal tersebut.
Empat pekerja migran tewas ditabrak truk di barat negara bagian Maharashtra. Sementara seorang lainnya meninggal di utara Uttar Pradesh karena berjalan kaki 270 kilometer menuju kampung halamannya.
Sementara mereka yang kaya dikabarkan sibuk memborong bahan pokok dari pasar-pasar dan supermarket. Terjadi panic buying.
Dalam pidato permintaan maafnya, seperti dilansir Reuters, Modi mengungkapkan apa yang dipikirkan warga miskin India terhadap dirinya.
“Warga miskin pasti akan berpikir perdana menteri macam apa yang memberi mereka banyak masalah. Tetapi langkah sudah diambil akan membuat India menang melawan corona,” kata Modi.
Pada Kamis kemarin Pemerintah India mengumumkan mengeluarkan stimulus ekonomi senilai 22,6 miliar dolar AS atau setara Rp 366 triliun untuk transfer tunai dan makanan untuk warga miskin India.
Namun warga miskin banyak yang menolak lockdown karena akan kesulitan menafkahi keluarga mereka. Warga miskin India, kini bahkan merasa tidak ada yang memperhatikan mereka lagi.