MATA INDONESIA, JAKARTA – Kapabilitas aparat TNI-Polri dalam meredam pergerakan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua tidak perlu diragukan. Meski kelompok separatis tersebut memanfaatkan berbagai ‘medan’ namun kapabilitas TNI-Polri dinilai mampu mengatasi berbagai tantangan selama menghadapi kelompok separatis tersebut.
Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa isu keamanan di Papua tidak hanya perihal teknis semata melainkan banyak faktor. Maka, segala persiapan harus dilakukan sebelum menghadapi kelompok separatis tersebut.
“TNI terutama pasukan yang sudah terlatih dalam peperangan hutan tidak perlu diragukan kemampuannya. Namun kasus di Papua tidak semata hanya kemampuan teknis tetapi banyak faktor termasuk pertimbangan agar masyarakat tidak menjadi korban yang sering kali dijadikan tameng hidup oleh KST Papua,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Sabtu 4 September 2021.
Terakhir, KST Papua melakukan penyerangan pada Pos Ramil Kisor, Distrik Alfat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat pada Kamis 2 September 2021. Tindakan tersebut membuat empat anggota TNI tewas.
Para pelaku dinilai melakukan aksinya dengan menggunakan senjata tajam dan menyerang dalam kondisi gelap.
Kepala Penerangan Kodam XVIII Kasuari, Kolonel Hendra Pasireron menyebut bahwa saat penyerangan berlangsung ada anggota yang tengah beristirahat dan melaksanakan piket. Sejumlah prajurit yang masih beristirahat cukup kesulitan karena masih dalam posisi beristirahat.
“Sehingga sebagian anggota melakukan upaya penyelamatan diri. Para pelaku juga langsung melarikan diri kea rah hutan,” kata Hendra.
Adapun empat anggota TNI yang tewas dalam insiden tersebut adalah Danposramil, Lettu Chb Dirman; Serda Ambrosius; Praka Dirham dan Pratu Zul Ansari.