MATA INDONESIA, JAKARTA – Pakar Perkebunan Tungkot Sipayung menegaskan bahwa kampanye “no palm oil” merupakan usaha yang dibangun kompetitor untuk menjatuhkan produksi sawit Indonesia.
“Itu adalah salah satu bentuk kampanye negatif yang dibangun oleh kompetior sawit Indonesia, supaya sawit Indonesia jelek. Dari mana datangnya? Dari produsen minyak kedelai, rapeseed oil, minyak bunga matahari, bahkan minyak bumi. Karena kehadiran minyak sawit dengan biodiesel mengerus pasar mereka,” kata Tungkot Sipayung kepada Mata Indonesia News.
“Di Eropa misalnya, rapeseed dan minyak bunga matahari kalah bersaing dengan minyak sawit Indonesia. maka diciptakanlah kampanye bahwa seakan-akan sawit itu jelek dan tidak sehat. Sehingga bila produk makanan disebutkan palm oil free maka produk tersebut sehat,” sambungnya.
Ancaman label palm oil free atau no palm oil muncul sejak 2017 dan hingga kini masih terus terjadi. Umumnya ditemukan di wilayah Bali. Peredaran produk makanan dengan label “no palm oil” jelas merugikan pelaku industri juga para petani sawit.
Pencantuman label no plam oil juga melanggar regulasi pemerintah seperti Undang-Undang Pangan peraturan BPOM. Bila BPOM mendapati pelaku usaha yang masih menjual produk makanan dengan label “no palm oil”, maka makanan tersebut akan ditarik dari peredaran.
“Ada implisit pesan yang disampaikan pada konsumen. Kasus ini telah ditemukan di Bali dan telah berlangsung selama berulang kali. Pemerintah melalui BPOM tidak memperbolehkan pencantuman label “palm oil free” di dalam bentuk makanan yang diedarkan di Indonesia. Ini sekaligus merupakan langkah pemerintah untuk melawan kampanye tersebut,” tutur Tungkor.
Sebagai catatan, berdasarkan hasil riset USDA (United States Department of Agriculture), satu sendok makan mengandung sekitar 120 kalori dan 14 gram total lemak, termasuk 7 gram lemak jenuh (jumlah yang sama seperti dalam mentega), 5 gram lemak tak jenuh tunggal yang sehat untuk jantung, dan 1,5 gram lemak tak jenuh ganda.
Minyak kelapa sawit juga menyediakan 2 gram vitamin E dan 1 gram vitamin K. Kandungan tersebut hampir mirip dengan minyak zaitun, kecuali untuk jenis lemaknya.
Sebanyak 1 sendok makan minyak zaitun hanya mengandung 2 gram lemak jenuh dan 10 gram lemak yang berasal dari jenus tak jenuh tunggal. Minyak sawit juga memiliki lemak jenuh yang lebih sedikit dibandingkan minyak tropis lainnya, seperti minyak kelapa.