Home News Kacau! Rupiah Diramalkan Tutup Akhir Pekan di Zona Merah

Kacau! Rupiah Diramalkan Tutup Akhir Pekan di Zona Merah

0
174
Ilustrasi Rupiah (istimewa)

MINEWS, JAKARTA – Nilai rupiah atas dolar AS diramalkan tutup akhir pekan, 29 November 2019 di zona merah. Kemarin, mata uang garuda ditutup di level Rp 14.090 per dolar atau naik tipis 0,04 persen.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan bahwa di Jumat ini rupiah akan balik melemah tipis di level Rp 14.070 hingga Rp 14.120 per dolar AS.

Ia mengatakan, pelemahan terbatas yang dialami rupiah hari ini disebabkan oleh sentimen yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri, antara lain sebagai berikut.

Pertama, adanya kekhawatiran meningkatnya ketegangan AS dan Cina. Lantaran semalam, Presiden AS Donald Trump telah menandatangani dua rancangan undang-undang yang mendukung para pemrotes Hongkong. “Hal ini berpotensi mempersulit kemajuan pembicaraan perdagangan Washington dengan Beijing,” katanya sore ini.

Kedua, data dari Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto kuartal III meningkat pada tingkat tahunan 2,1 persen, dibandingkan dengan 1,9 persen pada bacaan pertama. Dalam laporan terpisah, barang tahan lama naik 0,6 persen setelah jatuh 1,4 persen di bulan sebelumnya.

“Ini membuat pelaku pasar lebih optimistis menghadapi kuartal IV-2019. “Kuartal IV sepertinya lebih baik,” ujar Michael Feroli, Ekonom JP Morgan yang berbasis di New York, seperti dikutip oleh Ibrahim.

Data ini dengan sendirinya mendukung perkiraan pelaku pasar bahwa The Fed akan menghentikan siklus penurunan suku bunga acuan untuk sementara waktu.

“Mengutip CME Fedwatch, kans Federal Funds Rate bertahan di 1,5-1,75 persen dalam rapat The Fed 11 Desember mencapai 94,8 persen. Naik dari sehari sebelumnya yaitu 94,1 persen,” kata Ibrahim.

Sementara dari dalam negeri, laju rupiah dipengaruhi oleh rencana Menkeu Sri Mulyani untuk kembali menerapkan kebijakan tax amnesty jilid II. Namun kebijakan ini akan bisa berjalan jika didukung oleh berbagai pihak sehingga target pemerintah akan tercapai.

“Informasi ini membuat pelaku pasar kembali percaya terhadap perekonomian dalam negeri sehingga wajar kalau arus modal asing kembali masuk ke pasar valas dan obligasi,” ujar Ibrahim.