Kabar Baik! Rupiah Berbalik Menguat Tipis Sore Ini

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kabar gembira menyelimuti laju rupiah atas dolar AS di akhir perdagangan Kamis, 21 November 2019. Mengutip data RTI Business, mata uang garuda berada di posisi Rp 14.088 per dolar AS atau naik tipis 0,05 persen.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan terbatas bagi rupiah hari ini dibayangi oleh sentimen dari kebijakan Bank Indonesia hari ini.

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 20-21 November 2019 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level (BI 7-Day Reverse Repo Rate) di level 5,00 persen.

Selain itu, BI juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 5,5% dan 4,0%, dengan GWM Rerata masing-masing tetap sebesar 3,0%, dan berlaku efektif pada 2 Januari 2020.

“Kebijakan ini ditempuh guna menambah ketersediaan likuiditas perbankan dalam meningkatkan pembiayaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Ibrahim sore ini.

Mengingat ekonomi dalam negeri sampai saat ini masih cukup bagus, maka BI tetap optimis Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2019 sebesar 5,1 persen.

“Penjelasan yang positif ini serta merta mendorong mata uang garuda kembali menguat meski kondisi eksternal begitu kuat,” katanya.

Sementara, sentimen dari luar negeri atas rupiah disebabkan oleh sikap Trump yang mulai dilema antara akan menandatangani RUU yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong atau tidak? Sebab dengan menandatangani RUU itu mungkin bisa membahayakan kesepakatan perdagangan yang telah lama ditunggu-tunggu dengan Beijing.

Selain itu, laju rupiah yang naik tipis juga dibayangi oleh sentimen dari Federal Reserve AS (The Fed). Sesuai risalah pertemuan The Fed untuk bulan Oktober yang diterbitkan semalam, Bank sentral AS ini diperkirakan bakal tetap menahan suku bunga acuan.

“Kata mereka, penurunan investasi bisnis dan ekspor bukan efek dari turunnya suku bunga acuan, tapi karena melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan masih ada ketidakpastian soal perjanjian dagang antara AS dan Cina,” ujar Ibrahim.

Berita Terbaru

Pemimpin Terpilih Pilkada 2024 Diharapkan Menyatukan Aspirasi Semua Pihak

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemimpin daerah yang terpilih dalam Pilkada Serentak 2024 harus mampu menyatukan seluruh...
- Advertisement -

Baca berita yang ini