MATA INDONESIA, JAKARTA – Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Paulus Waterpauw menilai bahwa isu separatisme di Papua yang saat ini menjadi perbincangan hangat di tengah publik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah aktor non-negara yang diwakili oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Mantan Kapolda Papua ini menegaskan bahwa LSM juga turut membuat situasi di Papua semakin memanas.
“Kalau non state actor itu banyak keterlibatan NGO atau LSM disini yang ikut memanas-manasi situasi di Papua, tapi itu tidak hanya mereka, tapi ada kontribusi dari pihak yang ada di Papua Barat,” kata Komjen Paulus Waterpauw Simposium Nasional bertajuk ‘Dialog Papua: Refleksi, Visi dan Aksi’ di Kanal Youtube HUMAS SIL dan SKSG UI, Jumat 21 Mei 2021.
Selain itu, Komjen Paulus Waterpauw juga menegaskan bahwa teknik-teknik propaganda juga menjadi latar belakang terjadinya situasi yang semakin memanas. Fenomena ini umumnya terjadi melalui media sosial.
“Termasuk aksi propaganda di media-media sosial, nah ini terus dilancarkan oleh para pihak. Yang saya maksud gini, misalkan saja ada kejadian kecelakaan lalin misalnya terus ada perkelahian, itu biasanya di zoom di upload dan disitu dikatakan bahwa ada kekerasan oleh aparat TNI dan Polri, itu begitu propagandanya,” kata Komjen Paulus Waterpauw,” kata Komjen Paulus Waterpauw.
Bentuk propaganda hoaks yang dikemukakan oleh organisasi Papua merdeka (OPM) yaitu seperti adanya informasi palsu yang mengatakan bahwa ada 3 perempuan di Kabupaten Puncak, Papua yang tewas ditembak oleh aparat keamanan. Melihat hal ini, Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suristiawa menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar atau hoaks.
“Tidak ada kejadian seperti yang diberitakan,” kata Kolonel Czi IGN Suristiawa