MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Junta militer Myanmar menuduh beberapa kelompok etnis bersenjata di negara tersebut memberikan pelatihan kepada lawan-lawannya untuk melakukan aksi pemboman, termasuk gedung-gedung dan sekolah.
Serangan bom telah menjadi kejadian sehari-hari ketika aparat keamaan berjuang untuk memaksakan otoritas setelah merebut kekuasaan dari pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi pada awal Februari.
Pada konferensi pers, juru bicara junta militer Myanmar, Zaw Min Tun mengidentifikasi tiga kelompok etnis bersenjata yang katanya telah memberikan pelatihan kepada “teroris”, di antaranya: Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), Persatuan Nasional Karen (KNU), dan Partai Progresif Nasional Karenni (KNPP).
Zaw Min Tun mendapatkan informasi terkait Organisasi Bersenjata Etnis (EAO) yang memberikan pelatihan berasal dari orang-orang yang telah ditangkap dan peralatan yang telah diamankan.
“Pelajaran eksplosif yang mereka berikan digunakan untuk menghancurkan gedung-gedung publik,” kata Zaw Min Tun, melansir Reuters, Sabtu, 12 Juni 2021.
Beberapa kelompok etnis bersenjata, yang telah berjuang selama beberapa dekade untuk otonomi yang lebih besar, telah mengalami gencatan senjata. Sementara itu, kelompok bersenjata baru bermunculan di beberapa bagian negara Myanmar untuk menentang kekuasaan junta militer.