Jorok, Kapal Cina Buang Kotoran Manusia di Laut Cina Selatan!

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Kawanan kapal Cina diketahui telah membuang kotoran manusia dan air limbah selama bertahun-tahun di daerah yang menjadi sengketa, Laut Cina Selatan. Akibatnya, berkembang ganggang yang merusak terumbu karang dan mengancam populasi ikan.

Dalam foto yang diambil oleh satelit selama lima tahun terakhir menunjukkan bagaimana kotoran manusia, limbah, dan air limbah telah menumpuk dan menyebabkan tumbuhnya alga pada terumbu karang di wilayah Spratlys –tempat ratusan kapal penangkap Cina berlabuh.

“Ketika kapal tidak bergerak, kotoran menumpuk. Ratusan kapal yang berlabuh di Spratly membuang limbah mentah ke terumbu karang yang mereka tempati,” kata Liz Derr, yang mengepalai Simularity Inc, sebuah perusahaan perangkat lunak yang menciptakan teknologi kecerdasan buatan untuk analisis citra satelit, melansir WION.

“Ini adalah malapetaka dengan proporsi epik dan kami hampir mencapai titik tidak bisa kembali,” sambung Derr.

Dia memperingatkan bahwa kumpulan ikan, termasuk tuna yang bermigrasi, berkembang biak di terumbu yang rusak dan dapat menyebabkan stok ikan menurun drastis di daerah lepas pantai yang merupakan sumber makanan utama regional.

Pejabat Cina tidak segera bereaksi terhadap pernyataan Derr tentang kerusakan lingkungan tetapi mengatakan di masa lalu bahwa Negeri Tirai Bambu telah menempuh berbagai langkah untuk melindungi stok perikanan dan lingkungan di Laut Cina Selatan.

Beijing menegaskan klaimnya atas bagian laut yang juga diklaim oleh beberapa negara di Asia Tenggara. Cina semakin tegas dalam menekan klaim teritorialnya, yang memicu ketegangan dengan tetangga termasuk Jepang, India, Vietnam, dan Filipina.

Pada Maret, pihak berwenang Filipina melihat lebih dari 200 kapal penangkap ikan berbendera Cina di Whitsun Reef, di pinggiran timur laut Union Banks. Cina bahkan tanpa ragu mengabaikan peringatan Filipina untuk meninggalkan wilayah tersebut sambil terus menegaskan terumbu karang adalah wilayahnya.

Filipina berargumen bahwa Whitsun Reef terletak di dalam bentangan perairan yang diakui secara internasional. Di mana Manila memiliki hak eksklusif untuk mengeksploitasi perikanan, minyak, gas, dan sumber daya laut lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini