MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Jokowi menilai pandemi Covid19 yang disebabkan virus corona telah menunjukkan potensi dalam negeri yang belum dikelola maksimal dan dimanfaatkan secara baik. Terutama dalam dunia kesehatan Indonesia.
“Pandemi Covid-19 telah memberi kesempatan kepada kita untuk melihat apa saja yang perlu diperbaiki di berbagai aspek di negara kita: dari ketahanan sosial, ekonomi, pangan, ketergantungan kepada negara lain, dan terutama dunia kesehatan kita,” begitu pernyataan tertulis Presiden Jokowi yang dikutip Jumat 1 Mei 2020.
Itu sebabnya, dia menegaskan perencanaan pembangunan tahun 2021 dan tahun-tahun berikutnya harus betul-betul adaptif dengan perkembangan situasi yang harus dihadapi sehari-hari.
Maka saat melakukan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2020, Kamis 30 April 2020, Presiden Jokowi meminta kepala daerah dan kepala Bappeda untuk segera memilah-milah dengan cermat di daerahnya masing-masing, sektor apa yang terkena dampak paling parah dari pandemi Covid19, sektor apa yang dampaknya sedang, dan sektor apa yang masih bisa bertahan dan justru bisa mengambil peluang yang ada.
Menurut Jokowi, ada beberapa sektor yang sangat terpukul, seperti UMKM, pariwisata, or konstruksi, dan sektor transportasi.
Tetapi, masih ada yang bertahan dan bisa bergerak memanfaatkan momentum seperti sektor tekstil dan produk tekstil, sektor kimia, sektor farmasi, alat kesehatan, makanan dan minuman, serta sektor jasa telekomunikasi dan jasa logistik.
Setelah berhasil memetakan, seluruh unsur pemerintah harus melakukan mitigasi untuk mengetahui sektor apa yang prioritas harus dibantu, dan mengetahui berapa lapangan kerja yang bisa diselamatkan.
Selain itu, segera disiapkan sektor apa saja yang bisa pulih dengan cepat dan bisa langsung rebound. Begitu juga harus dicatat mana sektor yang pemulihannya lambat.
Jokowi menegaskan sekarang pemerintah sedang menyiapkan berbagai stimulus ekonomi untuk menjangkau sektor-sektor informal, pedagang kaki lima, tukang gorengan, tambal ban, warung-warung kecil dan sebagainya.
Menurut data Bappenas jumlah usaha seperti sangat besar yaitu hingga 40 juta dan banyak menampung tenaga kerja.