Jokowi Berpesan Kepada Pelajar di Sentani untuk Tetap Patuhi Prokes

Baca Juga

MATA INDONESIA, SENTANI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memberikan dukungan bagi program vaksinasi massal kepada segenap masyarakat Indonesia. Ia juga ikut meninjau secara virtual tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk pelajar SMP dan SMA yang dilaksanakan 14 provinsi, termasuk Sentani, Papua beberapa waktu lalu.

Presiden saat memantau kegiatan vaksinasi di Sentani berpesan agar para pelajar tetap wajib menjalankan protokol kesehatan (prokes), meski sudah divaksin. Ia berpesan agar tetap memakai masker serta tetap menjaga jarak, saat berjumpa dengan orang lain.

“Jangan berkerumun dalam jumlah banyak, karena itu mempermudah penyebaran Covid-19. Tetap semangat belajar, jangan kendor, baik belajar online maupun belajar tatap muka, kalau sudah diperbolehkan,” katanya.

Jokowi juga terlihat ikut berinteraksi dengan para siswa yang divaksin. Salah satunya adalah Jasmine Iriani Kopeuw, perwakilan siswa dari SMA Negeri 1 Sentani. Presiden bertanya kepada Jasmin Kopoeuw tentang jumlah pelajar yang divaksinasi massal hari pertama di SMA Negeri 1 Sentani.

“Jumlah pelajar yang divaksin ada 600 siswa, Bapak presiden,” jawabnya.

Sebagai informasi, vaksinasi di SMA Negeri 1 Sentani itu diberikan kepada 600 anak yang terdiri dari pelajar SMP dan SMA yang ada di Kota Sentani. Vaksinasi massal ini dihadiri Wakabinda Papua Kolonel Rahman, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Christian Sohilait, dan sejumlah Forkompimda lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini