MINEWS, JAKARTA -Â Rencana Israel melanjutkan pembangunan lebih dari 200 unit pemukiman di Tepi Barat Sungai Jordan mendapat respons keras dari internasional, terutama Jerman.
Pemerintah Jerman menyebut tindakan Israel itu adalah ilegal, karena dilakukan di tengah penyelesaian konflik dengan Palestina yang belum menemui kesepakatan. Jerman juga menyebut pembangunan itu dilakukan Israel secara sepihak, tanpa menghargai proses perundingan dari kubu Palestina.
Mengutip WAFA, Kamis 8 Agustus 2019, Kementerian Luar Negeri Jerman berkata bahwa pembangunan pemukiman yang nantinya berada di bawah kekuasaan Israel itu tidak sah dan melanggar hukum.
Pernyataan itu menyebut pemberian izin buat pembangunan rumah di daerah itu mesti dilakukan sejalan dengan persetujuan Pemerintah Otonomi Palestina, dan terlepas dari keputusan apapun mengenai kemungkinan perluasan permukiman Yahuo.
Sebelumnya, Israel telah menyepakati pembangunan 2.300 rumah baru bagi warganya di Tepi Barat. Kesepakatan itu diteken oleh Komite Perencanaan Tinggi Israel, beberapa hari lalu.
Sebelum Pemilu April lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan mengambil alih permukiman di Tepi Barat. Langkah itu sejak lama didukung oleh hampir semua legislator dalam aliansi partai sayap kanan dan partai religius Israel.
Memasukkan pemukiman pada skala besar di Tepi Barat berpotensi mematikan solusi dua negara. Padahal, penyelesaian konflik Israel-Palestina menjadi fokus yang diupayakan dunia internasional.