MATA INDONESIA, TOKYO – Jepang benar-benar galau. Tiba-tiba saja Korea Utara melakukan uji coba dua rudal balistik di lepas pantai timur. Jepang khawatir, Korea Utara iseng mencoba menembakan rudalnya ke wilayah mereka. Apalagi penembakan rudal ini bertentangan dengan resolusi PBB.
Perdana Menteri Jepang non aktif, Yoshihide Suga mengatakan bahwa peluncuran ini sudah keterlaluan dan dapat mengancam perdamaian dan keamanan di wilayah Asia Timur.
Penembakan dua rudal balistik ini adalah langkah uji coba senjata kedua Korea Utara pekan ini. Sebelumnya Korea Utara telah melakukan penembakan pertama dengan rudal jelajah jarak jauh.
Korea Selatan dan Jepang telah mengonfirmasi adanya sebuah obyek dari wilayah Korea Utara. Kedua negara tersebut mengatakan tidak mengetahui secara jelas apa tujuan penembakan rudal tersebut dan seberapa jauh jangkauan rudal balistik itu. Namun, Kepala Staff Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa militernya telah siap jika Korea Utara melakukan serangan ke negaranya.
Uji coba rudal balistik Korea Utara bertentangan dengan resolusi PBB yang membatasi aktivitas nuklir Korut. Rudal balistik dapat lebih mengancam karena memiliki muatan yang lebih besar dan kuat, memiliki jangkauan yang lebih jauh dan dapat terbang lebih cepat.
Rudal balistik dapat membawa hulu ledak nuklir dan klasifikasinya berdasarkan jauhnya jangkauan ledak. Terjauh adalah rudal balistik antarbenua atau ICBM.
Dahulu, Korea Utara juga telah menguji ICBB, yang mampu menjangkau hampir seluruh wilayah Eropa barat hingga setengah dari daratan Amerika Serikat.
Sebelumnya juga Korea Utara telah menguji rudal jelajah jarak jauh buatannya yang mampu menghantam sebagian wilayah Jepang. Uji coba rudal jelajah jarak jauh ini menunjukkan hasil bahwa rudal tersebut mampu terbang hingga 1.500 km.
Berbagai pertanyan muncul di media, bagaimana bisa Korea Utara masih mampu mengembangkan senjata nuklir padahal negaranya sedang menghadapi krisis ekonomi dan pangan yang cukup parah.
Negara ini telah menghabiskan kurang lebih satu tahun mengisolasi diri dengan memotong sebagian besar kegiatan jual-beli dengan Cina sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.
Komunitas Internasional
Katsunobu Kato, Kepala Sekretariat Kabinet Jepang mengatakan bahwa pemerintahnya cukup prihatin. Secara terang-terangan, Jepang menyatakan akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk memantau situasi terkini.
Militer Amerika Serikat juga memberikan pernyataan bahwa uji coba rudal Korea Utara sebagai upaya menunjukkan bahwa negara mereka fokus menggembangkan program militernya dan mengancam negara-negara tetangga serta komunitas internasional.
Sedangkan militer Korea Selatan mengatakan pihaknya sedang melakukan analisis mendalam terkait peluncuran rudal tersebut bersama Amerika Serikat.
Pada Maret lalu, Korea Utara menentang Sanksi Dewan Keamanan PBB dan melalukan uji coba rudal balistik yang memicu beragam teguran keras dari pihak Amerika Serikat, Jepang dan juga Korea Selatan.
Peluncuran rudal ini selang beberapa hari setelah parade militer yang tak semegah seperti biasanya di Pyongyang sebagai bentuk peringatan berdirinya 75 tahun negara tersebut.
Parade militer tersebut tanpa aksi pamer senjata rudal. Namun, media menampilkan foto-foto pasukan tantara dan pekerja yang mengenakan baju lengkap dengan masker gas dalam parade malam hari tersebut. Dalam beberapa foto juga terlihat Presiden Kim Jong Un yang tampak lebih kurus bersama kerumunan warga. Ia sesekali memeluk anak-anak.
Media pemerintah juga merilis foto-foto truk pemadam kebakaran, traktor dan kembang api dalam parade tersebut. Bisa jadi ini adalah tanda bahwa pasukan khusus telah dibentuk sebagai bentuk pencegahan Covid-19 di negara ini.
Reporter: Shafira Annisa