MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtayyeh meminta Uni Eropa (UE) untuk mengirim pengamat ke pemilihan umum di Palestina dan secara khusus meminta tim pemantau UE di Yerussalem timur yang diduduki Israel.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas pada Jumat (15/1) menandatangani keputusan yang mengatur pemilihan legislatif yang akan dilaksanakan pada 22 Mei dan pemilihan presiden yang akan dilangsungkan pada 31 Juli.
Pemilihan ini akan menjadi yang pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir. Menjelang rapat kabinet mingguan, PM Mohammed Shtayyeh meminta UE untuk mempersiapkan tim pengamat internasional untuk membantu Palestina, terutama dalam proses pemilihan di Yerussalem.
Israel menduduki wilayah Yerussalem timur setelah perang Enam Hari tahun 1967. Langkah Israel mendapat tentangan dan tidak pernah diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional, yang menganggap bahwa wilayah yang diduduki merupakan tanah Palestina.
Meski demikian, Israel tak peduli. Perlahan, Israel mulai menguasai sebagian besar tanah milik Palestina dan melarang semua aktivitas Otoritas Palestina, yang berbasis di Tepi Barat. Hingga saat ini belum ada indikasi bahwa Israel akan mengizinkan kegiatan pemilihan Palestina di Yerussalem timur.
“Kami akan secara resmi meminta Israel untuk mengizinkan warga kami di Yerussalem untuk berpartisipasi dalam pemilihan,” kata PM Mohammed Shtayyeh, melansir English al Arabiya, Selasa, 19 Januari 2021.