Jelang Pemilu 2024, Golkar Dinilai Masih Kuat dan Solid

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menjelang kontestasi politik di pemilu serentak 2024 mendatang, Partai Golkar dinilai akan tetap eksis. Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menegaskan bahwa fenomena ini bukanlah hal yang asing karena sejak era reformasi, partai ini selalu bersaing di papan atas.

“Partai Golkar, meskipun telah melahirkan banyak parpol, eksistensinya masih sangat mantap,” kata Siti Zuhro kepada Mata Indonesia News, Sabtu 8 Mei 2021.

Ia mengingatkan bahwa Golkar selalu berada di posisi atas dalam kontestasi politik di pemilu. Maka, tidak menutup kemungkinan bahwa partai ini akan kembali meraup suara yang cukup besar khususnya di Pemilu 2024 mendatang.

“Golkar belum pernah mejadi partai menengah. Golkar senantiasa berada di 3 besar sejak pemilu 1999,” kata Siti Zuhro.

Optimisme partai ini pun terlihat dari pernyataan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto. Ia menilai kader-kader partainya bisa memenangkan Partai Golkar di Pemilu 2024.

Salah satu upaya yang bakal dilakukan yaitu dengan menarik suara dari masyarakat yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Jadi bagaimana Partai Golkar melalui MKGR, dan ormas Kosgoro maupun Soksi bisa memperoleh suara dari UMKM,” kata Airlangga.

Ia menilai bahwa selama pandemi, sector UMKM menjadi penopang kestabilan ekonomi. Pertumbuhannya pun mencapai 3,5 persen per tahun meski di tengah pandemi.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini