Jaksa Agung: Berantas Korupsi Bukan Cuma Tangkap dan Pidanakan Pelaku

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Memberantas korupsi bukan sekadar menangkap dan memidanakan pelakunya agar kerugian negara bisa dikembalikan, tetapi harus bisa  perbaiki sistem.

Hal itu diungkapkan Jaksa Agung ST Burhanuddin kepada 32 Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) seluruh Indonesia di Ragunan, Jakarta Selatan.

Menurut Burhanuddin, memberantas korupsi harus dilakukan secara seimbang antara pencegahan (preventif) dan penindakan (represif).

“Kedua pendekatan ini harus sinergis, komplementer, terintegrasi, dan proporsional,” kata Jaksa Agung seperti dikutip 29 Oktober 2019.

Burhanuddin juga meminta jaksa melakukan pendekatan hukum yang mendukung pertumbuhan investasi baik di pusat maupun di daerah. Dia mengingatkan para jaksa tidak mencari-cari kesalahan administrasi maupun perizinan demi mendapatkan keuntungan pribadi.

Jaksa Agung juga meminta jajaran Kejaksaan meningkatkan peran dalam melakukan pengamanan dan penyelamatan aset BUMN, BUMD, dan pemerintah daerah. Beliau berharap aset yang terbengkalai atau dikuasai pribadi maupun pihak lain dapat dipulihkan dan difungsikan kembali sesuai peruntukannya, seperti aset Yayasan Kas Pembangunan (YKP) Surabaya senilai Rp 10 triliun yang dapat diselamatkan pihak Kejaksaan.

Selain itu, di era digital seperti sekarang jaksa wajib memanfaatkan sarana informasi teknologi (IT) untuk mendukung kinerja Kejaksaan RI secara serius dan sungguh-sungguh.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini