Jakarta Dilanda Banjir, Kenapa Bogor Disalahkan? Ternyata Ini Sebabnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Seluruh wilayah DKI Jakarta mulai Jakarta Timur, Barat, Selatan, Utara serta Pusat masuk ke dalam lima urutan teratas kota/kabupaten terpadat di Indonesia.

Selain kemacetan dan polusi yang luar biasa, banjir merupakan masalah besar yang selalu melanda Jakarta setiap tahunnya. Masyarakat Jakarta tidak pernah kaget dengan banjir di daerahnya karena setiap tahun pasti menjadi lokasi banjir.

Namun, banjir yang kerap melanda Jakarta ini malah sering menyalahkan wilayah Bogor. Kondisi ini tentu membuat warga Bogor sendiri merasa geram tak terkecuali Bupati Bogor, Ade Yasin.

Ade mengaku tidak suka jika banjir Jakarta selalu dikaitkan dengan Bogor. Hal itu karena banyak masyarakat Jakarta yang datang ke Bogor dan membabat hutan Bogor untuk dijadikan hunian seperti villa dan rumah.

“Vila di Tamansari yang bikin orang mana? Di Puncak? Pamijahan yang bikin orang mana?,” tanya Ade kepada warga yang diiringi dengan jawaban “orang Jakarta,”.

“Hampura nya (Maaf yah) tinggal di sini, makan di sini, buang air di sini, mandi di sini, jadi ketika musim hujan dikirim lagi ke sana (Jakarta) seimbang kan? Jadi nggak salah Bogor,” kata Ade Yasin.

Atas tuduhan tersebut, Bupati Bogor itu kerap mengadakan acara guna menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan.

Terdapat berbagai alasan mengapa Bogor kerap dijadikan kambing hitam oleh warga Jakarta. hal utama penyebabnya adalah karena Bogor berada di dataran tinggi yang aliran sungainya banyak memiliki hilir di Jakarta. Sehingga, kota dengan julukan “Kota Hujan” ini selalu disalahkan oleh masyarakat Jakarta.

Padahal warga penduduk Jakarta yang padat dan kurangnya kesadaran masyarakat Jakarta tentang Pentingnya menjaga lingkungan juga perlu dievaluasi oleh masyarakat Jakarta itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Ade, banyak warga Jakarta yang pergi ke Bogor untuk tinggal atau menetap di sana sehingga kondisi alam Bogor semakin terkikis.

Bogor merupakan kota yang memiliki 96 situ (danau dalam bahasa sunda) yang masing-masing situ memerlukan lahan yang luas sebagai resapan. Menurutnya salah satu solusi menimimalisir banjir tersebut dapat dilakukan dengan memelihara situ-situ tersebut supaya aliran air ke Hulu yang berada di Jakarta diminimalisir.

Penyebab banjir salah satunya adalah kurangnya pemeliharaan situ situ tersebut. Maka dari itu, Bupati Bogor pun berjanji akan memilihara situ yang ada di Bogor ini. Ia juga akan terus mengajak masyarakat untuk berpastisipasi guna menjaga situ – situ ini.

Cara untuk menjaga situ tersebut adalah dengan mengembalikan alam disekitar situ agar resapan air semakin banyak. Hulu yang dangkal dari aliran ke 96 situ tersebut juga perlu dibuat lebih dalam. Terakhir dan yang paling utama adalah pembersihan sampah di aliran situ.

Baik di Jakarta maupun Bogor, masalah sampah selalu menjadi masalah darurat yang dipersoalkan. Selain menyebabkan banjir, sampah sampah juga akan menimbulkan banyak bibit penyakit yang akan menyerang siapa saja.

Banyaknya sumbatan air yang disebabkan oleh tumpukan sampah membuat air yang seharusnya mengalir menjadi terbendung di satu titik. Ketika debit air sudah mencapai batas maksimal, banjirpun tidak bisa terelakkan.

Reporter : Mega Suharti Rahayu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini