MATA INDONESIA, NEW DELHI – Video yang menunjukkan seorang mahasiswi Muslim berhijab dicemooh oleh kelompok sayap kanan Hindu di sebuah perguruan tinggi memicu kemarahan di tengah meningkatnya protes terkait larangan pemakaian jilbab di negara bagian selatan India.
Kejadian tersebut terjadi di negara bagian Karnataka, India. Dalam video yang diposting di Twitter terlihat Muskan Khan dikelilingi oleh sejumlah pria ketika ia tiba di kampusnya di Mandya.
Larangan jilbab telah membuat marah siswi Muslim yang mengatakan itu adalah serangan terhadap keyakinan mereka yang diabadikan dalam konstitusi sekuler India. Sementara kelompok sayap kanan Hindu mencoba untuk mencegah perempuan Muslim memasuki lembaga pendidikan yang menyebabkan ketegangan komunal.
“Saya ke sana hanya untuk menyerahkan tugas; makanya saya masuk kuliah. Mereka tidak mengizinkan saya masuk ke dalam hanya karena saya (mengenakan) jilbab,” kata Muskan Khan kepada saluran berita NDTV India.
“Setelah itu, mereka mulai meneriakkan slogan ‘Jai Shri Ram’. (Salam Tuhan Rama). Kemudian saya mulai berteriak ‘Allah Akbar’ (Tuhan Maha Besar),” sambungnya, seraya menambahkan bahwa dia akan terus memperjuangkan haknya untuk berhijab.
Mushan memperkirakan bahwa sekitar 10 persen dari para pengunjuk rasa berasal dari kampusnya. Namun, sisanya merupakan orang luar.
Pemerintah Karnataka yang dijalankan oleh Partai sayap kanan Bharatiya Janata Party (BJP) pada Selasa (8/2) mengumumkan penutupan lembaga pendidikan selama tiga hari.
Ketua Menteri Basavaraj Bommai dari BJP Modi meminta ketenangan setelah mengumumkan semua sekolah menengah di negara bagian itu akan ditutup selama tiga hari.
“Saya menghimbau kepada seluruh siswa, guru dan manajemen sekolah dan perguruan tinggi untuk menjaga perdamaian dan kerukunan,” katanya.
Siswa di sekolah menengah yang dikelola pemerintah diberitahu untuk tidak mengenakan jilbab bulan lalu. Sejak itu kelompok sayap kanan Hindu telah mencoba untuk mencegah perempuan Muslim berhijab memasuki lembaga pendidikan di negara bagian tersebut.
Pemerintah Karnataka, di mana 12 persen dari populasi adalah Muslim, mengatakan dalam perintah pada 5 Februari bahwa semua sekolah harus mengikuti aturan berpakaian yang ditetapkan oleh manajemen.