Jadi Tuan Rumah Pesta di Momen Lockdown, PM Inggris Didesak Mundur

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menghadapi ancaman serius setelah sekretaris pribadinya mengundang lebih dari 100 orang ke pesta “bawa minuman Anda sendiri”.

Pesta ini digelar di kediaman resmi PM Johnson di Downing Street selama periode pertama lockdown Covid-19. Sebuah video viral di media sosial menunjukkan stafnya tertawa dan bercanda tentang pesta berbeda yang diadakan selama lockdown Natal 2020.

Pengungkapan tentang serangkaian pertemuan yang terjadi di jantung pemerintahan telah memicu kritik luas, dengan pemimpin oposisi Partai Buruh Keir Starmer menuduh Johnson tidak memiliki otoritas moral untuk memimpin negara.

Johnson dan sang istri, Carrie Symonds termasuk di antara mereka yang berkumpul di kediamannya pada 20 Mei 2020, setelah Sekretaris Pribadi Utama PM, Martin Reynolds mengirim undangan melalui email menggunakan kata ganti “kami”.

Jajak pendapat singkat oleh Savanta ComRes menunjukkan 66 persen responden berpikir Johnson harus mengundurkan diri, naik 12 poin persentase dari jajak pendapat yang diambil pada Desember setelah laporan pesta Natal.

Sementara 42 persen dari mereka yang memilih Johnson pada pemilihan umum 2019 berpikir dia harus mundur, naik 9 poin. Jajak pendapat mewawancarai sampel tertimbang dari 1.040 responden dewasa secara online pada Selasa (11/1).

Jajak pendapat YouGov terhadap 5.391 responden menunjukkan peningkatan serupa pada mereka yang berpikir Johnson harus berhenti — naik menjadi 56 persen pada Selasa dari 48 persen pada 22 November 2021.

Selama beberapa bulan terakhir, Johnson yang berusia 57 tahun itu telah menghadapi kritik atas penanganannya terhadap skandal keji, pemberian kontrak Covid-19 yang menguntungkan, perbaikan flat Downing Street-nya, dan klaim bahwa dia campur tangan untuk memastikan hewan peliharaan dievakuasi selama penarikan Barat dari Afganistan pada Agustus.

Polisi London, yang sebelumnya menolak untuk menyelidiki klaim pertemuan penguncian pejabat pemerintah, mengatakan bahwa mereka telah menghubungi Kantor Kabinet atas dugaan pelanggaran undang-undang perlindungan kesehatan di Downing Street.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

TNI-Polri Solid Redam Aksi Anarkis Demi Stabilitas Nasional

Oleh: Dewi Handayani* Gelombang aksi unjuk rasa yang dalam beberapa hari terakhir menjalar di sejumlahdaerah telah menimbulkan keprihatinan mendalam. Aksi yang sejatinya merupakanwujud penyampaian aspirasi secara demokratis, berubah menjadi gelombangkerusuhan dengan pembakaran, perusakan fasilitas publik, hingga penyeranganterhadap markas aparat. Situasi ini jelas tidak lagi bisa dikategorikan sebagaidemonstrasi, melainkan telah menjelma menjadi tindak pidana berat yang mengancam stabilitas nasional. Dalam konteks inilah, kehadiran negara melalui TNI dan Polri menjadi sangat krusial. Instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk bertindak cepat, terukur, dan tanpakompromi menjadi sinyal tegas bahwa negara tidak boleh kalah oleh tindakananarkis. Presiden menegaskan, aspirasi masyarakat tetap dihormati, tetapikebebasan berpendapat tidak boleh mengorbankan rasa aman rakyat dan ketertibanumum. Negara wajib melindungi warganya dari kekacauan yang diciptakan olehsegelintir pihak yang mencoba menunggangi situasi. Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyampaikan dengan gamblang bahwaarahan Presiden adalah mutlak. Aparat diminta menjalankan langkah penegakanhukum secara profesional, proporsional, dan berkeadilan. Namun demikian, tidakada ruang toleransi bagi siapa pun yang merusak stabilitas negara. Penegasan inipenting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat yang mulai resah dan takutakibat merebaknya kerusuhan. Aparat keamanan harus hadir untuk menenangkanwarga sekaligus memulihkan stabilitas. Di sisi lain, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak dalam provokasi. Menurutnya, ada pihak-pihak tertentu yang sengajamengarahkan massa pada tindakan anarkis demi menciptakan kekacauan. PesanPanglima ini perlu diresapi bersama, sebab kerusuhan tidak pernah memberimanfaat, melainkan hanya meninggalkan luka sosial dan kerugian ekonomi. Jalanmusyawarah dan hukum adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah, bukandengan kekerasan. Soliditas TNI-Polri dalam meredam aksi anarkis menunjukkan bahwa aparatkeamanan berdiri tegak menjaga kedaulatan bangsa dan keselamatan rakyat. Sinergikedua institusi ini tidak hanya memastikan keamanan jangka pendek, tetapi jugamemperkuat fondasi ketertiban nasional dalam jangka panjang. Negara harus tetapberdiri kokoh, karena kerusuhan yang berlarut-larut hanya akan membuka ruangbagi disintegrasi bangsa. Sikap Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa kepemimpinan tidak boleh ragudalam menghadapi ancaman serius. Negara hadir bukan hanya dengan kekuatanhukum, tetapi juga dengan merangkul seluruh elemen bangsa. Pertemuan Presidendengan ormas Islam, pimpinan lembaga negara, dan partai politik di Hambalangmerupakan bukti nyata keterbukaan pemerintah. Aspirasi masyarakat tetapdiposisikan sebagai masukan berharga, namun dalam koridor damai dan beradab. Tokoh politik juga memberi dukungan atas langkah Presiden. Ketua Umum PartaiGolkar, Bahlil Lahadalia, menilai sikap tegas Presiden adalah jalan yang benar. Menurutnya, keberanian Presiden menunjukkan keberpihakan pada kebenaran dankomitmen menjaga Indonesia sebagai rumah besar bagi semua. Pernyataan iniditegaskan kembali oleh Idrus Marham, yang menilai langkah Presiden tidak hanyategas tetapi juga adil, karena menempatkan rakyat dan hukum sebagai pijakanutama. Bahkan, instruksi Presiden agar aparat yang bersalah turut diproses menjadibukti bahwa tidak ada yang kebal hukum, baik rakyat maupun aparat. Dukungan juga datang dari tokoh ormas Islam. Ketua Umum PBNU Yahya CholilStaquf melihat keterbukaan pemerintah sebagai wujud komunikasi sehat antaranegara dan masyarakat. Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah HaedarNashir menegaskan bahwa dialog adalah kunci stabilitas nasional. Kedua pandangantokoh ini memperkuat keyakinan bahwa negara tidak hanya hadir denganpendekatan kekuasaan, melainkan juga dengan ruang musyawarah yang inklusif. Langkah cepat pemerintah melalui TNI-Polri sejatinya bukan semata tindakan reaktif, melainkan strategi preventif demi mencegah meluasnya konflik. Jika dibiarkan, kerusuhan bisa menjalar menjadi krisis sosial yang sulit dikendalikan. Sejarah telahmenunjukkan, di mana ada kekosongan kendali negara, di situ pula muncul peluangbagi pihak-pihak yang ingin mengguncang bangsa. Oleh karena itu, tindakan tegasyang dilakukan sekarang adalah investasi bagi keamanan dan persatuan nasional di masa depan. Masyarakat tentu berharap agar situasi segera pulih dan aktivitas dapat berjalannormal. Stabilitas keamanan bukan hanya soal ketenangan politik, tetapi juga syaratutama bagi berjalannya roda ekonomi, pendidikan, dan pembangunan. Tanpastabilitas, semua sektor kehidupan masyarakat akan terganggu. Karena itu, langkahpemerintah patut diapresiasi sebagai wujud nyata komitmen menjaga kepentinganrakyat di atas segalanya. Pada akhirnya, opini publik perlu diarahkan bahwa demokrasi tidak identik dengananarkisme. Penyampaian aspirasi tetap dijamin, tetapi harus ditempatkan dalambingkai konstitusi. Aparat keamanan pun tidak boleh dipandang sebagai musuhrakyat, melainkan pelindung yang bertugas menjaga ketertiban. TNI dan Polri adalahgarda terdepan negara dalam memastikan Indonesia tetap berdiri kokoh, tidakterpecah, dan tetap menjunjung tinggi nilai persatuan. Instruksi Presiden Prabowo menjadi momentum untuk mempertegas bahwa negarakuat hanya bisa berdiri di atas fondasi ketertiban. Ketegasan yang ditunjukkanpemerintah, didukung soliditas TNI-Polri, serta diperkuat oleh partisipasi masyarakatdalam menjaga kedamaian, adalah jalan terbaik untuk memastikan Indonesia tetapaman, tenteram, dan berdaulat. Aksi anarkis tidak boleh dibiarkan merampas masa depan bangsa. Keamanan nasional adalah tanggung jawab bersama, dan saat ininegara telah menunjukkan komitmennya: tidak ada kompromi bagi perusuh, demi Indonesia yang damai dan stabil. *Penulis Merupakan Pengamat Sosial
- Advertisement -

Baca berita yang ini