MATA INDONESIA, JAKARTA-Dunia militer Indonesia terus mengembangkan sayapnya. Kali ini mulai melirik drone untuk dimanfaatkan menjadi salah satu bagian kekuatan TNI Angkatan Laut (AL).
Hal itu diungkapkan oleh Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksda TNI Didik Setiyono, dalam Seminar Maritim Seskoal Tahun 2020 bertajuk “Membangun Kembali Budaya Maritim Indonesia melalui KKI dan SPMI yang ditayangkan daring, Selasa 3 November 2020.
Lebih lanjut disebutkan Didik, hasil dari likuidasi dan validasi organisasi baru di tubuh TNI AL yang membuat jabatan Danpuspenerbal akan dijabat oleh Perwira Tinggi Bintang Dua berdampak pada pembentukan Divisi Drone nantinya. Hal itu pun tertutang dalam rencana strategis (Resntra) TNI AL Tahun 2020-2024.
“Dengan adanya validasi organisasi Puspenerbal yang dipimpin bintang dua, salah satunya akan dibentuk divisi drone. Ini yang disiapkan dalam Renstra 2020-2024,” katanya.
Dia menuturkan, pengadaan drone dapat dimasukan ke dalam bagian alutsista. Menurutnya, bilamana membahas drone, bisa dilihat dari dua sudut pandang, yaitu masa perang dan masa damai.
“Dalam masa perang bisa kita jadikan sebagai kepanjangan mata dan telinga sebagaimana fungsi pesawat yang saat ini masih kita gunakan. Kalau masa damai kita bisa gunakan untuk patroli membantu kapal-kapal dan drone untuk memberikan informasi kepada kami bahwa di sana ada pelangggaran, di sana ada aktivitas dan lain-lain,” katanya.
Terkait penguatan alutsista di tubuh TNI AL, Didik mengatakan telah mengajukan pengadaan kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan) terkait dengan pesawat mata-mata P-8 Poseidon. Akan tetapi, pengadaan tersebut belum pasti disetujui oleh pemerintah.
“Kemarin ada diskusi di Mabesal bahwa TNI AL itu membutubkan pesawat P-8 Poseidon dan kita sudah sampaikan ke Kementerian Pertahanan dan kita nanti akan melaksanakan 4 tahap. Apakah nanti disetujui atau tidak, tetapi Angkatan Laut sudah menginisiasinya,” katanya.