MATA INDONESIA, TEL AVIV – Israel tampaknya siap menghadapi serangan sang rival, Iran. Anggaran senilai 1,5 miliar USD atau sekitar 21,8 triliun Rupiah telah disetujui untuk mempersiapkan militer melawan potensi serangan terhadap program nuklir Iran, Channel 12 melaporkan Senin.
Anggaran senilai NIS 5 miliar terdiri dari NIS 3 miliar dari anggaran sebelumnya dan tambahan NIS 2 miliar dari anggaran berikutnya yang dijadwalkan akan disetujui oleh pemerintah pada November.
Anggaran fantastis tersebut kabarnya juga untuk mendanai operasional berbagai jenis pesawat, termasuk drone pengumpul intelijen dan persenjataan unik yang diperlukan untuk serangan yang menargetkan situs bawah tanah yang dijaga ketat.
Laporan itu muncul beberapa hari setelah Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa mereka telah berhasil melakukan uji coba penghancur bunker barunya, yakni GBU-72 Advanced 5K Penetrator. Bom seberat 5.000 pon itu dapat digunakan sebagai alat untuk menyerang situs nuklir Iran.
GBU-72 juga dirancang untuk dibawa oleh jet tempur atau pembom berat. Israel tidak memiliki pembom yang mampu membawa penghancur bunker besar-besaran di gudang senjatanya saat ini, melansir Times of Israel, Selasa, 19 Oktober 2021.
Akan tetapi, bom penghancur bunker yang kapasitasnya lebih kecil, GBU-28, diam-diam telah dijual ke Israel tahun 2009. Namun, bom jenis ini tidak memiliki kemampuan untuk menembus fasilitas nuklir Fordo Iran –yang terkubur jauh di bawah gunung.
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett dalam pidatonya di Majelis Umum PBB bulan lalu menyatakan bahwa program nuklir Iran telah mencapai titik penting. Bennett juga memastikan Israel tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.