Israel: Dialog Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Berada pada Titik Kritis

Baca Juga

MATA INDONESIA, YERUSALEM – Pejabat Israel mengungkapkan bahwa pembicaraan gencatan senjata antara Rusia-Ukraina berada pada titik kritis. Sebagaimana diketahui, Israel yang memiliki hubungan baik dengan kedua negara mencoba menjadi mediator untuk .

Pejabat tersebut mengatakan bahwa ketegangan mulai melunak di kedua belah pihak dalam 24 jam terakhir. Di mana Rusia menyatakan hanya ingin demiliterisasi wilayah Donbas dan Presiden Volodymyr Zelensky yang mengatakan telah menenangkan diri tentang bergabung dengan NATO.

Melansir Axios, Rabu, 9 Maret 2022, pejabat tersebut berharap bahwa ini adalah sinyal awal untuk lebih banyak kemajuan menuju solusi diplomatik.

Pada akhir pekan lalu, Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengunjungi Rusia dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Kremlin melaporkan bahwa Putin memberi tahu Bennett mengenai hasil dialog putaran ketiga antara Rusia-Ukraina di Belarusia.

Sementara itu, pejabat Israel mengungkapkan bahwa dalam pertemuan dengan Putin, Bennett menyampaikan ide-ide yang muncul dari Ukraina dan negara-negara lain, termasuk Prancis dan Jerman, untuk mendapatkan reaksi Putin dan menilai apakah dia fleksibel atau tidak dengan kondisinya saat ini untuk gencatan senjata.

Para pejabat Israel juga memuji pembicaraan mereka dengan Putin untuk mengkristalkan situasi bagi Zelensky dan juga berkontribusi pada pengetahuan barat tentang posisi presiden Rusia.

Kemudian pada Selasa (8/3), Bennett berbicara kepada Zelenskyy mengenai upaya gencatan senjata dan kemudian menelepon Putin untuk menyampaikan pesan dari presiden Ukraina.

Bennett dan stafnya memberi penjelasan singkat kepada Ukraina, pemerintahan Joe Biden, Prancis, dan Jerman tentang pertemuan dengan Putin secara rinci dan juga tentang panggilan telepon berikutnya.

“Kami menyampaikan ke Amerika Serikat (AS), Prancis dan Jerman rincian proposal Putin ke Zelensky, yang tidak sepenuhnya diketahui di Washington, Prancis dan Berlin,” kata pejabat Israel.

Menurut pejabat Israel, usulan Putin sulit diterima oleh Zelenskyy, tetapi tidak se-ekstrim yang mereka perkirakan. Mereka mengatakan proposal itu tidak termasuk perubahan rezim di Kiev dan memungkinkan Ukraina untuk mempertahankan kedaulatannya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Berperan Jaga Kondusivitas Pasca Pilkada

Yogyakarta - Pelaksanaan Pilkada serentak 2024 telah usai. Namun, tantangan menjaga stabilitas nasional baru saja dimulai. Berbagai pihak menyerukan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini