Ismail Sabri Yaakob, Kandidat Utama Perdana Menteri Malaysia

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUALA LUMPUR – Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Abdullah Ri’ayatuddin al-Mustafa Billah akan segera menunjuk perdana menteri baru. Akan tetapi, sosok yang ditunjuk nantinya harus menghadapi voting di parlemen untuk membuktikan mayoritasnya.

Sebagaimana diketahui, Muhyiddin Yassin resmi mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Malaysia pada Senin (16/8), setelah ia mengakui kehilangan mayoritas di Parlemen. Meski demikian, ia tetap mnejabat sebagai PM Malaysia sementara, setidaknya hingga raja menunjuk pengganti.

Pengunduran diri Muhyiddin telah memperdalam krisis politik selama berbulan-bulan ketika Malaysia bergulat dengan lonjakan Covid-19 dan kemerosotan ekonomi. Tidak ada partai politik yang memiliki mayoritas di parlemen, sehingga calon yang menang harus membentuk koalisi.

Raja Al-Sultan Abdullah – raja konstitusional, akan menunjuk seorang perdana menteri yang menurutnya dapat memimpin mayoritas. Dia memberi waktu kepada anggota parlemen sampai jam 04.00 sore waktu setempat untuk mengajukan nama salah satu kandidat yang mereka inginkan untuk menempati posisi PM Malaysia.

Dalam sebuah pernyataan, istana mengatakan perdana menteri yang ditunjuk oleh raja harus mengajukan mosi percaya di parlemen sesegera mungkin untuk membuktikan secara sah bahwa ia dapat memimpin suara mayoritas.

“Yang Mulia… (telah) menyatakan bahwa gejolak politik yang tidak berkesudahan tanpa henti telah mengganggu jalannya pemerintahan di saat kita masih menghadapi ancaman pandemi COVID-19,” demikian pernyataan istana, melansir Reuters, Rabu, 18 Agustus 2021.

Raja dikabarkan akan bertemu dengan bangsawan senior di Malaysia lainnya pada Jumat (20/8) untuk membahas situasi saat ini, sambung pernyataan resmi istana. Tidak jelas apakah keputusan perdana menteri baru akan diumumkan setelah itu.

Ismail Sabri Yaakob yang merupakan wakil Muhyiddin dan politisi dari partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), muncul sebagai kandidat utama untuk menjadi Perdana Menteri Malaysia berikutnya. Ismail juga telah mendapatkan suara mayoritas dari partai politik yang berada di koalisi Muhyiddin, mengutip pejabat UMNO.

Sementara pemimpin oposisi Anwar Ibrahim juga berusaha mengamankan jumlah tersebut untuk membentuk pemerintahan, lapor media.

Malaysia berada dalam kondisi politik yang tak menentu sejak tuduhan korupsi yang meluas menyebabkan kekalahan UMNO pada pemilu 2018 – partai yang telah memerintah selama lebih dari 60 tahun sejak Malaysia merdeka.

Mahathir Mohamad memimpin oposisi menuju kemenangan pemilihan untuk pertama kalinya, tetapi aliansi itu runtuh karena pertikaian tahun lalu. Muhyiddin kemudian berkoalisi dengan parpol yang kalah pada pemilu, termasuk UMNO. Sayang, aliansi itu harus berhenti di tengah jalan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini