MATA INDONESIA, TEHERAN – Utusan Iran mengatakan kepada Komite Pertama Majelis Umum PBB bahwa senjata atom yang dimiliki Israel merupakan ancaman nyata bagi perdamaian di kawasan Timur Tengah. Pernyataan ini dilontarkan ketika Iran meminta Israel untuk mendukung zona bebas nuklir regional.
“Senjata nuklir di tangan rezim ini menimbulkan ancaman paling serius bagi keamanan semua negara di Timur Tengah,” kata utusan Iran itu selama diskusi tentang perlucutan senjata nuklir global, melansir The Jerussalem Post.
Israel diduga memiliki kekuatan nuklir, tetapi tidak pernah mengkonfirmasi atau mengakui memiliki senjata nuklir. Sementara Iran dan Suriah telah lama menuduh Israel sebagai kekuatan nuklir rahasia.
“Israel telah berusaha untuk menggambarkan kemampuan senjata nuklir Iran sebagai tantangan terhadap stabilitas regional untuk mengalihkan perhatian dari persenjataan senjata nuklirnya sendiri serta instalasi nuklir rahasia dan tidak aman,” sambung utusan Iran.
Israel belum menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT), katanya, dan itu menghambat pembentukan zona bebas senjata nuklir di Timur Tengah. Israel juga tidak mengizinkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memeriksa fasilitas senjata nuklirnya.
Pernyataan utusan Iran ini sekaligus sebagai respons atas pidato Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan yang mengatakan bahwa Iran dan Suriah tidak mematuhi perjanjian.
Secara keseluruhan, Erdan berbicara mengatasi eskalasi yang mengkhawatirkan di bidang kontrol senjata, menuduh bahwa Timur Tengah masih berjuang dengan kurangnya norma dan prinsip kontrol senjata yang kronis.
Erdan kemudian mencoba menjelaskan mengapa instrumen yang tersedia yang belum ditandatangani Israel, seperti NPT, tidak memadai untuk menangani masalah pengendalian senjata di Timur Tengah.
“Perjanjian Non-Proliferasi itu sendiri tidak memberikan solusi untuk tantangan keamanan yang unik di kawasan ini, apalagi pelanggaran berulang terhadap perjanjian itu oleh beberapa negara anggotanya. Empat dari lima kasus pelanggaran berat NPT terjadi di Timur Tengah,” tuturnya.
“Inisiatif seperti konferensi Zona Timur Tengah Bebas Senjata Nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya bertentangan dengan pedoman dan prinsip Zona Bebas Senjata Nuklir,” sambungnya.
Sementara utusan Iran menuduh Israel melakukan genosida terhadap Palestina dan terorisme nuklir terhadap mereka.
Sebelum akhir tahun 2021, Komite Pertama diharapkan untuk menyetujui resolusi, yang disebut “Risiko proliferasi nuklir di Timur Tengah,” yang diajukan oleh negara-negara Arab, termasuk Mesir, Yordania dan Uni Emirat Arab serta Otoritas Palestina.