Investor Asing Percaya Tanamkan Modal di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kementerian Investasi (Kemenves)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi semester I-2022 (Januari–Juni) telah mencapai Rp584,6 triliun. Atau meningkat sebesar 32 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut, capaian ini menandakan pulihnya kinerja investasi. Terhitung sejak pandemi melanda sepanjang dua tahun (2020-2021). Realisasi yang mencapai Rp584,6 triliun hingga triwulan II-2022, bermakna Kementerian Investasi/BKPM telah mengumpulkan sekitar 51%. Dari total target investasi tahun ini yang sebesar Rp1.200 triliun.

“Kita bersyukur, kondisi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan kebijakan pemerintah. Dalam pemberian vaksin booster kepada masyarakat. Dan melonggarkan mobilitas dan aktivitas masyarakat,” kata Bahlil.

Sementara pada triwulan II-2022 (April–Juni) sebesar Rp302,2 triliun atau meningkat sebesar 7 persen dari dengan periode sebelumnya. Peningkatan angka realisasi investasi pada triwulan II-2022 sebesar 7 persen itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Prediksinya  akan mencapai lebih dari 5 persen, atau melampaui triwulan I-2022 yang realisasinya mencapai Rp282,4 triliun.

“Peningkatan angka realisasi investasi pada kuartal II-2022 sebesar 7,0% ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Prediksi sejumlah pengamat ekonomi akan lebih dari 5%, melampaui kuartal I-2022,” kata Bahlil.

Adapun persebaran realisasi investasi di luar Pulau Jawa masih lebih besar dari investasi di Pulau Jawa. Pada semester I-2022, investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp306 triliun atau 52,3%. Sedangkan investasi di Pulau Jawa sebesar Rp278,8 triliun atau 47,7%.

Di Pulau Jawa, daerah yang paling tinggi nilai investasinya adalah

  • Provinsi Jawa Barat (Rp83,5 Triliun)
  • Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta (Rp80,5 triliun)
  • Jawa Timur (Rp53,5 triliun).
  • Sementara itu, investasi di luar Pulau Jawa mendapat kontribusi yang besar dari Sulawesi Tengah (Rp52,1 triliun) dan Riau (Rp44,4 triliun).

Capaian realisasi pada triwulan ini menyerap tenaga kerja sebesar 320.534 orang. Sedangkan selama periode Januari sampai dengan Juni 2022 sebanyak 639.547 orang. Berdasarkan sektor usaha, pada semester I-2022, data realisasi investasi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan. Terutama sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Yakni sebesar Rp87,9 triliun.

Sektor lainnya sebagai penyumbang terbesar, terdiri dari

  • Sektor pertambangan (Rp68,2 triliun)
  • Transportasi, pergudangan, telekomunikasi (Rp65,1 triliun)0
  • Perumahan, kawasan industri dan perkantoran (Rp51,6 triliun)
  • Industri makanan Rp42 triliun.

“Kontribusi sektor industri yang memberikan nilai tambah, khususnya industri pengolahan terkait hilirisasi tambang. Industri makanan, industri kimia dan farmasi yang cukup signifikan terhadap angka realisasi investasi dalam beberapa kuartal terakhir. Hal ini merefleksikan transformasi ekonomi di Indonesia terus berlangsung. Kondisi ini sekaligus menunjukkan proses industrialisasi juga tumbuh,” kata Bahlil.

Berdasarkan sumbernya, kontribusi penanaman modal asing (PMA) pada triwulan II-2022 mencapai Rp163,2 triliun atau 54 persen dari total investasi. Ini meningkat 39,7 persen dari periode yang sama di 2021.

Kontribusi PMA itu tertinggi dari beberapa triwulan sebelumnya. Sedangkan, realisasi investasi dari PMA semester I-2022 sebesar Rp310,4 triliun atau 53,1 persen.

Singapura masih menjadi negara dengan investasi terbesar di Indonesia. PMA semester I-2022 berasal dari

  • Singapura (6,7 miliar dolar AS)
  • Cina (3,6 miliar dolar AS)
  • Hongkong (2,9 miliar dolar AS)
  • Jepang (1,7 miliar dolar AS)
  • Amerika Serikat/AS (1,4 miliar dolar AS).

Amerika masih konsisten masuk lima besar investor asing terkait industri peleburan, seperti Freeport dan Air Products yang sudah mulai jalan di Kalimantan dan Riau. Sementara kontribusi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) di triwulan II-2022 realisasinya mencapai Rp274,2 triliun atau mencapai 28 persen dari realisasi periode sama tahun sebelumnya.

Namun Bahlil menilai, situasi perekonomian global saat ini masih diselimuti ketidakpastian. Akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina. Pengetatan suku bunga oleh bank sentral AS juga menjadi tantangan berat bagi iklim investasi di Indonesia.

T

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini