Ini yang Perlu Dilakukan PLN Menuju Kedaulatan Listrik Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Saat ini, listrik telah menjelma menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Hal tersebut pun diutarakan oleh Mantan Direktur Perencanaan dan Teknologi PT PLN Ir. Bambang Praptono, MM, IPM.

Ia mengatakan, masalah kelistrikan harus menjadi perhatian bersama agar tidak menjadi bom waktu di kemudian hari. Untuk menghasilkan listrik yang kompetitif dan handal, maka harus ada suatu struktur baru dalam sektor tenaga listrik.

“Karena ini bisa menciptakan suatu sistem bisnis yang layak dan mengurangi resiko kelebihan beban yang ditanggung PLN selama ini. Kalau dibiarkan maka akhirnya malah akan menjadi beban pemerintah,” ujarnya ketika bertandang ke redaksi Mata Indonesia, Kamis 18 Juni 2020.

Bambang juga melihat Indonesia menyimpan beragam potensi bauran untuk dijadikan sumber pembangkit listrik di masa mendatang seperti batubara, air, angin, biogas hingga nuklir. Meskipun demikian, perlu dipikirkan bauran mana saja yang mampu menghasilkan pembangkit listrik yang kompetitif dan murah.

“Nah kompetitif ini menjadi kata kunci, karena kalau listriknya kompetitif, industrinya kompetitif, maka produknya bisa bersaing keluar dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat,” katanya.

Bambang mengatakan, listrik sudah menjadi urat nadi sektor usaha lainnya. Misalnya sektor industri akan lebih kompetitif dan sektor pariwisata menjadi lebih bagus.

“Bahkan bisa menjadi tempat relokasi industri dari negara lain seperti AS, Cina atau Jepang,” ujar CEO PT Hexa Integra Electrica itu.

Menurut Bambang, untuk kurun waktu 10 hingga 15 tahun mendatang, sumber pembangkit listrik yang tetap bisa dimanfaatkan adalah batubara. Sebab produk ini adalah yang paling siap dan murah. Meskipun demikian, batubara tetap punya tantangannya sendiri.

“Jadi saat ini kita masih menggunakan batubara berkalori tinggi karena pembangkit-pembangkit yang lama membutuhkan batubara jenis ini,” katanya.

Tapi ke depannya, pemerintah dianjurkan untuk memikirkan pemakaian batubara berkalori rendah. Sumber dayanya bisa dibangun di mulut tambang karena bisa lebih menghemat biaya dan mampu menghasilkan daya yang lebih besar.

Ia mengatakan bahwa sebenarnya ada sumber pembangkit listrik yang lainnya yang biayanya murah yaitu air, namun untuk membangunnya butuh waktu yang lama. Apalagi sumber air yang melimpah cuma ada di Kalimantan dan Papua yang memiliki sungai besar.

“Ini yang jadi kendala sebab urbannya ada di jawa, sementara sumbernya ada di luar Jawa. Jadi masalahnya ada di jarak,” ujarnya.

Bambang pun menganjurkan agar ke depannya pemerintah perlu memikirkan soal konsep ‘great nusantara’ untuk mencapai kedaulatan listrik nasional. Apalagi pembangunan pembangkit listrik di Jawa tentu akan semakin susah ke depannya karena perlu mendatangkan perangkat penunjangnya dari luar dan biayanya mahal.

Untuk itu perlu membangun saluran ultra tinggi yang menghubungkan antar pulau dari sumber-sumber yang besar itu. Bisa berasal dari mulut tambang, mulut gas atau PLTA yang besar sehingga bebannya bisa disalurkan ke Jawa atau ke pulau-pulau lain yang ada di Indonesia.

“Jadi yang paling penting itu, sumber-sumber listrik dari bauran itu mampu menciptakan tarif listrik yang murah dan handal,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini