MATA INDONESIA, JAKARTA – Tindakan penghinaan yang dilakukan Presiden Prancis beserta pejabatnya dengan memasang kartun Nabi Muhammad SAW di berbagai sudut kota ditanggapi keras oleh PBB.
Perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban Miguel Angel Moratinos menegaskan, penghormatan terhadap semua agama dan kepercayaan patut untuk ditegakkan, agar tercipta masyarakat dunia yang damai.
Ia pun menyatakan prihatin dengan ketegangan yang dipicu ulah majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo, yang menerbitkan kartun satir dengan gambar Muhammad SAW.
“Karikatur yang menghasut juga telah memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka,” kata Moratinos, seperti dikutip pada Kamis 29 Oktober 2020.
Moratinos menjelaskan, penghinaan terhadap agama dan simbol-simbol suci hanya akan melahirkan kekerasan baru, lebih-lebih ekstremisme yang berbahaya di masyarakat.
Menurutnya, semua pihak harus paham bahwa kebebasan berekspresi baiknya dilakukan dengan cara yang sepenuhnya menghormati keyakinan agama dan prinsip semua agama.
Seperti diketahui, Presiden Macron menyatakan Islam sebagai agama yang krisis, dan berencana menciptakan undang-undang yang keras untuk menangani kelompok Muslim di Prancis.
Hal ini dinyatakan Macron usai kasus pemenggalan guru bernama Samuel Paty pada 16 Oktober 2020 lalu. Guru itu menunjukkan kartun Nabi Muhammad, dengan dalih kebebasan berekspresi.
Ia kemudian dibunuh dengan cara dilepaskan kepala dari badannya, oleh pemuda bernama Abdullakh Anzorov berusia 18 tahun asal Chechnya, yang kemudian ditembak mati oleh polisi setempat.
Macron kemudian memancing rekasi masyarakat Muslim internasional, dengan memerintahkan kartun Nabi Muhammad untuk diproyeksikan pada bangunan di beberapa kota.