Ini Tanggapan Istana Soal Isu Perubahan Masa Jabatan Presiden

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Pembahasan soal masa jabatan presiden menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Ada yang menginginkan masa jabatan tersebut, cuma satu kali namun durasinya ditambah menjadi 7 tahun. Bahkan ada yang menginginkan agar masa jabatan menjadi 3 periode.

Namun, hal ini tak disetujui oleh pihak Istana Kepresidenan. Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, munculnya isu penambahan masa jabatan presiden justru kontraproduktif dengan aturan perundang-undangan yang ada.

“Sampai hari ini presiden sama sekali tidak berpikir itu. Saya yakin beliau tetap. Karena beliau adalah presiden yang dilahirkan oleh reformasi, sehingga beliau akan taat dan patuh kepada apa yang sudah ada,” ujar Pramono di Jakarta, Senin 25 November 2019.

Pramono juga yakin bahwa partai-partai pendukung pun memiliki pandangan yang sama terkait isu penambahan masa jabatan ini.

Padahal sebelumnya, Wakil Ketua MPR Arsul Sani menegaskan bahwa wacana penambahan masa jabatan presiden bukan berasal dari MPR. Dari media daring yang ia baca, wacana tersebut pernah disampaikan oleh eks ketua umum PKPI AM Hendropriyono.

Wacana yang sama juga sempat disampaikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengusulkam agar masa jabatan presiden tujuh tahun dan hanya satu periode. Tidak hanya itu, wacana penambahan masa jabatan dari dua periode menjadi tiga periode menurutnya juga pernah disampaikan politikus Partai Nasdem di DPR.

Berita Terbaru

Jogja dan Sleman Waspada Lonjakan Sampah saat Libur Panjang, Malioboro dan Pusat Kuliner Jadi Perhatian

Mata Indonesia, Yogyakarta - Libur akhir bulan Januari yang bertepatan dengan Isra Miraj dan Imlek mengundang banyak wisatawan datang ke DI Yogyakarta. Hal itu segaris dengan produksi sampah yang meningkat.
- Advertisement -

Baca berita yang ini