Ini Saran Pakar Supaya Indonesia Bisa Libas Propaganda Hitam Benny Wenda

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Usaha tokoh Papua Merdeka, Benny Wenda, melakukan aksinya adalah dengan melancarkan propaganda secara personal, tetapi juga melalui negara Vanuatu. Negara yang tidak tampak di peta bumi tersebut menggalang negara-negara Pasifik untuk mengampanyekan kemerdekaan Papua di forum-forum PBB.

“Isu yang diusung Benny Wenda untuk mengkampanyekan Papua Merdeka adalah hak asasi manusia (HAM), supaya mudah menarik perhatian internasional,” kata pakar intelijen Stanislaus Riyanta di Jakarta, Kamis 5 September 2019.

Karena Kota Oxford, Inggris sudah memberinya suaka politik, Riyanta menganjurkan Indonesia menggencarkan diplomasi kepada negara-negara lain menjelaskan posisi Papua dan Papua Barat yang tetap menjadi bagian dari NKRI berdasarkan New York Agreement tahun 1962.

Hal tersebut menurut Riyanta harus menjadi konten kontrapropaganda yang dilakukan Benny Wenda.

Narasi-narasi tentang Papua dari Pemerintah Indonesia harus lebih masif dan kuat serta melibatkan non-state actor seperti masyarakat atau LSM, suku-suku, tokoh adat, bahkan kalangan gereja.

Hal tersebut bisa dilakukan jika antara pemerintah dengan non-state actor telah tercipta kesepahaman yang dibangun melalui dialog.

Namun dia mengatakan hal itu bisa dilakukan jika antara pemerintah dengan non-state actor telah tercipta suatu kesepemahaman yang dibangun melalui dialog.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini