Ini Respon Mensos Risma Terkait Kemarahan Bupati Alor

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Sosial Tri Rismaharini akhirnya buka suara terkait penghinaan dan kemarahan yang dilontarkan Bupati Alor, Amon Djobo. Dalam sebuah video yang viral belum lama ini, Amon terlihat memarahi dua staf Kementerian Sosial di rumah jabatan Bupati Alor. Bahkan ia turut menghina Risma. Buntut kemarahan Amon lantaran penyaluran bantuan bencana dilakukan lewat DPRD Alor, tanpa sepengetahuan dirinya.

“Tak jelaskan ya, jadi sebetulnya itu bantuan bukan PKH (Program Keluarga Harapan), tapi bantuan untuk bencana,” katanya di Bandung, Rabu 2 Juni 2021, melansir CNNIndonesia.

Kata Risma, bantuan yang sifatnya bencana atau non-PKH ingin segera dikirimkan ke lokasi. Hanya saja, kondisi pada saat itu tak memungkinkan.

“Kita pengen cepat kirim dari Surabaya karena saya kalau dari Surabaya punya angkutan itu gratis tapi kita tetap tidak bisa masuk ke pulau itu,” ujarnya.

Mantan Wali Kota Surabaya tersebut mengatakan bahwa pihaknya sudah berusaha keras menghubungi berbagai pihak di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga akhirnya pihak yang bisa dihubungi adalah Ketua DPRD Alor Enny Anggrek, yang merupakan kader PDIP.

“Saya hubungi bagaimana kondisi di sana karena hampir seluruh NTT kena. Saya hubungi kepala dinas, staf saya yang hubungi enggak ada yang bisa karena memang saat itu jaringan terputus,” katanya.

“Kemudian saya tanya siapa yang bisa saya hubungi saat itu kemudian adalah Ketua DPRD menyampaikan, ‘Bu, kami butuh bantuan, tapi tidak bisa [masuk]’,” ujarnya.

Ia mengaku percakapan via aplikasi pesan Whatsapp dengan Ketua DPRD Alor itu masih disimpan. Dia menegaskan tidak ada kepentingan apapun dalam hal penyaluran bantuan ke Alor.

“Saya masih ada WA-nya, saya bisa tunjukan bahwa kami tidak punya kepentingan apapun,” katanya.

Kemudian, Risma mendapatkan informasi bahwa Alor menjadi salah satu yang paling parah kondisinya setelah Adonara dan Lembata, selain Sumba Timur.

“Beliau (Ketua DPRD), menawarkan ‘Bu, itu ada paket dari dolog yang ibu bisa ganti karena kita tidak bisa merapat bantuan karena cuacanya buruk sehingga Syahbandar tidak bisa melaut kapal-kapal semua berhenti’. Kemudian, ‘oke Bu, tidak apa-apa dari dolog nanti kami bayar,” katanya.

Setelah itu, disebarkanlah bantuan bencana ke Alor. Namun Risma menegaskan bahwa bantuan yang dikirimkan bukan PKH.

“Karena kami tidak bisa, karena banyak sekali (yang membutuhkan) saat itu kami tidak bisa kontak siapapun di situ. Seperti itu, akhirnya dibagi tapi tidak ada [kepentingan apapun],” ujarnya.

“Tapi sekali lagi itu bukan PKH. Kami mulai bulan Januari tidak ada bantuan sosial dalam bentuk barang, itu adalah bantuan bencana,” katanya.

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini