MINEWS.ID, JAKARTA – Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menetapkan mantan pimpinannya, Sofjan Jacob sebagai tersangka kasus makar.
Namun Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menolak mengungkapkan posisi kasusnya, dia hanya menyatakan kasus itu limpahan dari Bareskrim Polri. Lalu siapa Sofjan Jacob itu?
Sofjan termasuk pejabat kepolisian yang kontroversial. Hal itu terlihat saat dia terlibat ‘melawan’ perintah Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang menolak penggantian Surojo Bimantoro sebagai Kapolri.
Dari semua karirnya, Sofjan mengaku paling berkesan saat menjabat Kapolda Metro Jaya. Sebab saat itu terjadi pergantian kepemimpinan nasional dari Gus Dur ke Megawati Soekarnoputri.
Lelaki kelahiran Tanjungkarang 31 Mei 1947 tersebut mengaku ikut mengawal peralihan kepemimpinan politik hingga berjalan aman dan sangat terkendali.
Begitu juga saat dia harus menentukan sikap memilih tunduk kepada Jenderal Surojo Bimantoro atau Irjen Chaerudin Ismail sebagai calon Kapolri di era Gus Dur.
Sofjan pun menjatuhkan pilihan yang tepat yaitu tunduk kepada Bimantoro dan terbukti pilihannya benar.
Bagi publik, keberhasilan terbesar Sofjan justru saat dia berhasil menangkap Tommy Soeharto bersama Tito Karnavian yang saat itu masih berpangkat mayor atau komisaris polisi (Kompol).
Keberanian Sofjan lah yang membuat Keluarga Cendana hanya bisa pasrah atas penangkapan lelaki bernama lengkap Hutomo Mandala Putra tersebut.
Namun ada kisah yang mungkin tidak banyak diketahui publik yaitu saat Tommy melakukan perlawanan untuk ditangkap. Sofyan saat itu mengeluarkan perintah tembak di tempat terhadap Tommy karena yang bersangkutan membawa senjata api.
Sebenarnya taruna Akabri 1970 itu mengetahui Tommy Soeharto berada di bunker penghubung antarumah Keluarga Cendana, namun keluarga Cendana menghalanginya membawa Tommy ke kantor polisi. Tetapi Sofyan mengancam akan menyemprotkan gas beracun ke terowongan tersebut.
Di masa pensiunnya, Sofyan tampak bergabung dengan Partai Gerindra untuk meloloskan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Sofyan pula yang menyemangati pengukung calon presiden 02 tersebut untuk melakukan unjuk rasa karena KPU telah berbuat curang dalam pemilihan umum 2019.
Menghadapi Pemilu 2019, Sofyan memang berada di kubu Prabowo-Sandiaga namun tidak disebutkan posisi jabatannya.