MATA INDONESIA, JAKARTA – Akhir-akhir ini, Pandora Papers menjadi trending topic karena sangat sering dibicarakan di media massa maupun media sosial. Itu adalah bocoran informasi rahasia dari dokumen keuangan banyak negara dunia.
Pandora Papers adalah jutaan dokumen yang membocorkan kekayaan tersembunyi, penghindaran pajak, dan kasus pencucian uang orang-orang berkuasa di dunia.
Data tersebut diperoleh dari International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) di Washington D.C, yang telah bekerja sama dengan lebih dari 140 organisasi media dalam penyelidikan global terbesarnya.
Pandora Papers membeberkan urusan luar negeri rahasia 35 pemimpin negara, menurut analisis ICIJ, seperti pembelian rumah mewah di Malibu, California, Washington D.C senilai 106 juta dolar AS oleh Raja Abdullah II dari Yordania.
Sementara, Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta disebut-sebut memiliki aset lepas pantai senilai 30 juta dolar AS, termasuk properti di London.
Berikutnya, Perdana Menteri Cekoslavia, membeli rumah mewah di Prancis seharga Rp 250 miliar.
Ada juga wanita Rusia yang dilaporkan memiliki anak dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengakuisisi apartemen mewah di tepi laut Monako.
Juru bicara Kremlin sudah membantah anggota lingkaran dalam Presiden Vladimir Putin menyembunyikan aset di luar negeri.
Sementara, Perdana Menteri Ceko, Andrej Babis mengatakan tidak melakukan hal yang ilegal tersebut.
Sedangkan, Kerajaan Yordania menyatakan, real estat di Amerika Serikat dan Inggris dibeli dengan kekayaan pribadi raja bukan dengan dana publik. Perwakilan dari Abdullah II juga membantah karena adanya ketidakwajaran pada dana publik.
Sebelumnya dunia ini sempat digemparkan juga produk-produk serupa seperti berikut;
- Panama Papers
Sebelum Pandora papers muncul, ICIJ mengungkapkan laporan mengenai Panama Papers di tahun 2016. Dokumen ini heboh sampai ke Indonesia, karenanya terdapat nama para pejabat kita.
Datangnya dokumen itu berasal dari Firma Hukum Mossack Fonsesca yang menyediakan jasa pengelolaan aset perusahaan di Panama dan cabang lainnya di Hong Kong, dan Zurich. Hasil investigasi Panama Papers yaitu 2,6 terabyte data dari 11,5 juta dokumen.
Panama papers juga mengetahui data mengenai transaksi rahasia keuangan para pemimpin politik di dunia, skandal global, miliarder, bahkan pengedar obat-obatan terlarang.
- Paradise Papers
Dokumen lainnya yang bocor adalah Paradise Papers. Bocoran pada 5 November 2017 terdapat 13,4 juta dengan ukuran data sebesar 1,4 terabyte dan secara anonim.
Di dalam dokumen tersebut, tercantum 120.000 nama orang dan perusahaan. Dokumen ini pun diterima surat kabar Jerman Suddeutsche Zeitung.
Pada dokumen itu terdapat 19 perusahaan yang dikelola oleh pemerintah di yurisdiksi rahasia, di antaranya Antigua dan Barbuda, Aruba, Bahama, Barbados, Bermuda, Kepulauan Cayman, Kepulauan Cook, Dominika, Grenada, Labuan, Lebanon, Malta, Kepulauan Marshall, St Kitts dan Nevis, St Lucia, St Vincent, Samoa, Trinidad dan Tobago, dan Vanuatu.
Perbedaan dengan Wikileaks
Wikileaks adalah situs internet yang mengumpulkan informasi bersifat rahasia oleh pemerintah maupun perusahaan. Wikileaks mempublikasikan informasi rahasia tersebut kepada publik.
Website ini didirikan beberapa orang, salah satunya Julian Assange. Ia menjadi direktur sekaligus anggota dewan penasihat. Sebelum bergabung di Wikileaks, ia berprofesi sebagai jurnalis dan penerbit di Australia.
Awalnya, Wikileaks menggunakan layanan hosting dari PRQ, Swedia. Namun, PRQ menerima banyak serangan DoS hingga akhirnya Wikileaks berpindah hosting ke Amazon. Sayangnya, Amazon menghentikan layanan kepada situs Wikileaks pada 1 Desember 2010 karena permintaan Ketua Komisi Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan Amerika Serikat, Joe Lieberman.
Wikileaks sangat memerhatikan kerahasiaan para narasumber yang mengirim dokumen rahasia. Tujuan Wikileaks sendiri yaitu agar terciptanya transparansi publikasi laporan rahasia yang didapat dari berbagai negara.
Puncak informasi yang pernah dibocorkan oleh Wikileaks adalah informasi mengenai laporan rahasia militer Amerika Serikat terhadap situasi di Afghanistan, dokumen tersebut terdapat puluhan ribu halaman.(Annisaa Rahmah)