MATA INDONESIA, JAKARTA-Sejumlah skema telah dipersiapkan oleh pemerintah untuk menyelesaikan persoalan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Salah satunya dengan menjual saham anak usahanya.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Jiwasraya memiliki total aset senilai Rp 23,26 triliun dengan aset finansial mencapai 52,2 persen namun tidak likuid. Total liabilitas perseroan sebesar Rp 50,5 triliun, termasuk liabilitas second plan sebesar 15,75 triliun.
Arya menyampaikan upaya penyehatan Jiwasraya bersumber dari tiga hal, pertama melalui hasil penjualan saham anak usaha, Jiwasraya Putra yang diharapkan mencapai Rp 3 triliun.
Kedua, holding asuransi yang diharapkan sebesar Rp 2 triliun per tahun selama empat tahun mencapai Rp 8 triliun. Ketiga, hasil penjualan aset finansialnya, dimana saham itu tadi masih undervalue yang diharapkan dapat penjualan mencapai Rp 5,6 triliun. Arya menyampaikan beragam skema diharapkan mampu terealisasi pada tahun depan. “Agustus 2020 holding asuransi paling lambat,” katanya.
Namun, yang terpenting, kata Arya, pemerintah sedang berupaya agar mampu membayar utang pokok kepada nasabah Jiwasraya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan akan segera mencari jalan keluar untuk masalah yang menimpa PT Jiwasraya (Persero).
Mengingat, sepanjang 2019 ini, Jiwasraya cukup mendapat perhatian lantaran kasus gagal bayar yang mencapai Rp 12,4 triliun. “Sehingga nanti bisa berikan kontribusi kepada masyarakat,” ujarnya.
Wimboh tak menampik bila saat ini sektor asuransi maupun perbankan mengalami kelesuan. Khusus di sektor perbankan, kata Wimboh, kelesuan terjadi karena adanya sentimen dari global.
“Ya tidak apa-apa inikan juga imbas ekonomi dunia, mau nggak mau akan berimbas kepada kita. Seluruh dunia akan kena. Kita masih mending pertumbuhan kita di atas 5 persen. Negara lain lebih parah. Tapi kita tidak boleh lengah. Kita harus cari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru,” katanya.