MATA INDONESIA, JAKARTA – Tidak adanya prinsip Financial Fair Play dalam laporan keuangannya membuat masa depan Manchester City menjadi tidak pasti. Mulai dari dilarang ikut laga di Liga Champions, hingga pengurangan poin yang dikumpulkannya di Liga Inggris akan dialami City.
Larangan yang dijatuhi Sabtu 15 Februari 2020 ini, setelah UEFA melakukan serangkaian penyelidikan pada November 2018 seperti diberitakan Der Spiegel dari Jerman.
Berdasarkan penelusuran beIN yang dikutip Antara, malapetakan bagi klub milik Sheik Mansour itu bermula sebagai berikut;
Rilis Der Spiegel November 2018
Der Spiegel menerbitkan sejumlah artikel yang mengklaim bahwa juara bertahan liga Inggris itu secara terang-terangan melanggar aturan FFP.
Media Jerman tersebut mengaku memperoleh informasi dari narasumber Football Leaks dan mengklaim City melakukan kesepakatan sponsor senilai jutaan poundsterling dengan perusahaan-perusahaan Abu Dhabi, yang dimiliki Sheik Mansour.
Peringatan UEFA November 2018
UEFA mengatakan mereka akan mempertimbangkan membuka kembali penyelidikan pada 2014 yang membuat City didenda dan memaksa skuatnya dibatasi di Liga Champions.
Penyelidikan UEFA Dimulai Maret 2019
UEFA secara resmi memulai investigasi tuduhan Der Spiegel dipimpin ketua Badan Pengendalian Finansial Klub (CFCB) sekaligus mantan perdana menteri Belgia Yves Leterme yang memperingatkan bahwa City bisa mendapatkan “hukuman terberat.”
Hukuman tersebut berupa “pelarangan bermain dari kompetisi-kompetisi UEFA.” dan City merespons tuduhan itu dengan membantah telah melakukan kesalahan.
City merespons Mei 2019
Klub merilis pernyataan yang mengungkapkan kekhawatiran bahwa “itikad baik” mereka untuk bekerja sama dalam penyelidikan UEFA itu dapat “disalahgunakan.”
City mengecam “proses penyelidikan” Mei 2019:
Leterme pada awal tahun 2019 dalam sebuah wawancara dengan majalah Belgia Sport and Strategy mengatakan City harus mendapatkan larangan bermain dari kompetisi UEFA bila tuduhan itu terbukti benar.
City dalam sebuah pernyataan mengecam proses penyelidikan CFCB dan menyebutnya terlalu menyudutkan mereka setelah hasil investigasi diserahkan ke UEFA untuk pengambilan keputusan akhir.
City terhindar dari larangan UEFA November 2019
Menjelang akhir tahun lalu, UEFA dilaporkan kesulitan untuk menegakkan peraturan FFP dan City bisa terhindar dari larangan serta hanya akan didenda.
CAS menolak pengajuan banding City November 2019
Pada Juni tahun lalu, City mengajukan banding terhadap penyelidikan UEFA terkait dugaan pelanggaran FFP ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Namun, lima bulan kemudian CAS memutuskan bahwa banding City “tidak dapat diterima” karena UEFA belum memberikan keputusan akhir tentang kasus tersebut.
UEFA menjatuhkan hukuman kepada City Februari 2020
Setelah proses yang panjang, UEFA mengumumkan bahwa City mendapatkan hukuman larangan bertanding selama dua tahun di kompetisi Eropa dan denda 30 juta euro.
City kembali mempertanyakan proses investigasi tersebut dan mengumumkan niat mereka untuk melakukan banding ke CAS “secepat mungkin.”