MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketua MPR Bambang Soesatyo mengaku mendengar para taruna-taruni Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) yang memiliki dengan keahlian khusus itu menamakan diri sebagai “Pasukan Rajawali.” Namun, dia memastikan Badan Intelijen Negara (BIN) tidak memiliki pasukan khusus.
Menurutnya, video yang diunggahnya di akun instagram adalah demonstrasi para taruna-taruni STIN yang baru selesai melakukan pendidikan keahlian khusus.
Di situ mereka mempertunjukkan berbagai kemahirannya seperti menjinakkan bom, membebaskan sandera, terjun dari atas gedung memakai tali dan memperagakan kemahiran bela diri tangan kosong Tarung Derajad, hingga menaklukkan 20 penyerang bersenjata tajam seorang diri.
Bambang, seperti dilansir, antaranews, mengaku bangga dan mendukung penuh prestasi para taruna-taruni STIN seperti dipertunjukkan secara luar biasa di hadapannya dan para undangan khusus lainnya sebagai bentuk prestasi pencapaian puncak pendidikan mereka selama di STIN.
Bambang dan beberapa petinggi PDI Perjuangan mengunjungi STIN beberapa waktu lalu dalam rangka meresmikan Patung Soekarno.
Dia mengungkapkan seharusnya masyarakat bangga memiliki putera-puteri dengan kemahiran yang tidak kalah dengan kemampuan badan-badan intelijen dunia dan memiliki tim taktis yang bisa bergerak sewaktu-waktu.
Menurut Bamsoet, demo ketangkasan yang ditunjukkan para taruna-taruni STIN sangat membanggakan dan itu menunjukkan SDM intelejen Indonesia tidak kalah dengan kehebatan 10 intelijen terbaik dunia seperti CIA (Amerika), M16 (Inggris), GRU (Rusia), DGSE (Prancis), ISI (Pakistan), BND (Jerman), Mossad (Israel), R&AW (India), ASIS (Australia), CSIS (Kanada) dan badan intelejen dunia lainnya.