MATA INDONESIA, JAKARTA – Memang tidak mudah menjawab pertanyaan, kota mana saja di seluruh dunia yang terbaik. Sebab, kota terdiri banyak orang dan orang-orang itu penuh kontradiksi.
Sebuah portal berita perjalanan dari Inggris Timout, bekerja sama dengan Tapestry Research telah bertanya kepada 34 ribu penghuni kota secara anonim.
Mulai dari penduduk Melbourne hingga Madrid, Chicago hingga Cap Town dan Tel Aviv hingga Tokyo.
Pertanyaannya seputar makanan, minuman, budaya, kehidupan malam, komunitas, dan hal-hal yang berkaitan dengan kebahagiaan lainnya.
Selain itu juga faktor-faktor lain seperti keindahan kota, penerimaan masyarakatnya dan kenyamanan.
Survei itu ditambah dengan pertanyaan kepada editor dan pakar yang mengetahui paham benar dengan kota-kota tersebut.
Time out kemudian merangkingnya sebagai panduan perjalanan bagi para pelancong di seluruh dunia.
Hasilnya terdapat 48 kota, namun 10 kota terbaik di antaranya sebagai berikut;
1.New York, AS
Kota ini menjadi top ranking menurut Timout karena penghargaan penduduknya terhadap makanan dan minuman kota itu. Tetapi yang pertama adalah kulturnya yang sangat terbuka dan pertunjukan budaya yang beragam mengingat kota itu sangat multikultur.
2.Melbourne, Australia
Dijuluki Timout sebagai kota musik. Karena di sanalah kota dengan venue musik terbanyak di dunia. Selain itu kota kedua di dunia yang paling berbahagia dalam menemukan makanan, minuman, tempat untuk keceriaan terbaik karena juga didukung dengan multikultur penduduknya.
3.Chicago, AS
Inilah kota yang menjadi surga makanan dan minuman. Selain itu 52 persen penduduknya selalu gemar berolahraga sehingga membawa mereka kepada keseimbangan kehidupan yang mengarahkan kepada kebahagiaan.
4.London, Inggris
Penduduk London sangat menghargai kotanya, terutama dari kulturnya, makanan dan tempat-tempat penyelenggaraan musik hidup. Meski Inggris sedang berada menghadapi kegaduhan politik akibat keinginan keluar dari Uni Eropa, namun hanya enam persen penduduk London yang merasakan hidup mereka kacau karena masalah itu. Selebihnya mereka merasa senang.
5.Los Angeles, AS
Penduduk kota itu pada umumnya menggambarkan diri mereka sebagai beragam, dinamis dan kreatif. Lagi-lagi terutama pada soal makanan yang enak-enak. Ya, kehidupan di di sana menurut Timout sesuai dengan arti namanya Angelenos kota dengan penduduk yang bahagia dan dinamis.
6.Montreal, Kanada
Sekitar 79 penduduk kota ini merasa bahagia. Sebab penduduk kota itu memiliki jam kerja yang relatif singkat yaitu hanya sekitar 7 jam sehari seperti diatur undang-undang. Sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk mengekspresikan kebahagiaannya.
7.Berlin, Jerman
Pemerintah kota itu baru-baru ini berjanji menggelontorkan sekitar 1 juta euro atau sekitar Rp 16 miliar untuk membangun klub-klub malam yang kedap suara. Sebesar 84 persen penduduk Berlin sepakat pesta-pesta mereka sangat luar biasa dan pertunjukan musik serta budayanya juga mendapat skor yang sangat tinggi. Penduduk ibu kota Jerman itu bahkan memiliki prinsip, uang tidak bisa membeli kebahagiaan dan kebebasan.
8.Glasgow, Skotlandia
Tim Timeout sempat terkejut kota kecil ini bisa masuk 10 besar kota terbaik di dunia. Tetapi hal itu memang pantas disandang Glasgow karena musik yang dinamis bagi penduduk kota, tempat-tempat untuk clubing juga mudah diakses, apalagi makanan dan minumannya. Apalagi penduduknya juga relatif ramah dan selalu terlihat gembira.
9.Paris, Prancis
Sebanyak 87 persen penduduknya menilai pertunjukan seni di kota itu luar biasa. Paris sangat dikenal dengan kehidupan pesta pora-nya di malam hari.
10.Tokyo, Jepang
Olimpiade 2020 telah mengubah penduduk Tokyo menjadi sangat ramah terhadap penghuni manca negara. Jika digabung dengan pertunjukan tradisional yang kaya dan tempat makan yang semarak ditambah lagi dengan kenyamanan yang luar biasa, pantas saja ibukota Jepang ini menjadi kota terbaik. Survei Timeout penduduk kota itu sekarang sangat gemar makan dibandingkan penduduk kota lainnya.
Itu lah 10 kota terbaik di dunia versi Timeout. Sayang tidak ada satu pun kota Indonesia, termasuk Jakarta yang mewakilinya, bahkan jika pemeringkatan itu hingga 48 kota.
Bisa jadi hal itu karena kota-kota kita tidak dikenal di dunia internasional. Tapi yang jelas, jika kita ingin meraih angka wisatawan manca negara yang terus meningkat pemeringkatan ini bisa menjadi cambuk.
