Ingin Dirikan Negara Islam, 19 Teroris Diringkus

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Sebanyak 19 terduga teroris dibekuk oleh Dinas Intelijen Rusia atau FBS, karena dianggap berupaya mendirikan negara Islam, dan telah melakukan serangan di wilayah Kaukasus Utara.

Dalam penangkapan 19 teroris itu, FBS mengamankan sejumlah bahan peledak yang tersimpan di dalam rompi. FBS menduga, rompi itu nantinya akan dikenakan untuk melakukan bom bunuh diri.

Mereka menyatakan 19 tersangka teroris itu anggota kelompok Takfir Wal-Hijra yang menyebar di wilayah Rostiv, Krasnodar, Karachay-Cherkessia, hingga Krimea yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014 lalu.

Mengutip AFP, Rabu 17 Februari 2021, 19 teroris ini telah diperiksa, dan mengaku ingin mendirikan negara Islam, yang salah satu wilayahnya adalah Rusia.
“Selain menyebarkan propaganda ideologis dan merekrut pengikut baru, mereka merencanakan tindakan sabotase dan serangan teror di Kaukasus Utara,” kata FSB.

 

Kepada kantor berita Rusia, FSB menuding para tahanan mengatur dan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok ekstremis.

Rekaman video penahanan yang dirilis kantor berita RIA Novosti menunjukkan tim FSB menggerebek sebuah apartemen dan menangkap belasan orang.

Ini merupakan rencana teror pertama yang berhasil digagalkan Rusia dalam beberapa waktu terakhir. Dikutip dari Reuters, Rusia memang pernah menjadi target beberapa serangan teroris termasuk serangan teror di kereta bawah tanah St. Petersburg pada 2017.

Aparat Rusia secara rutin mengumumkan operasi untuk membasmi kelompok yang dicurigai sebagai sel-sel kelompok Islamis, terutama di bagian selatan negara itu dan di Republik Chechnya yang berpenduduk mayoritas Muslim.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Perluas Distribusi BBM dan LPG untuk Antisipasi Lonjakan Permintaan Libur Tahun Baru

MataIndonesia, Jakarta – Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), pemerintah melalui berbagai lembaga dan Badan Usaha...
- Advertisement -

Baca berita yang ini