MATA INDONESIA, LONDON – Harga pangan di Inggris naik mencapai 5.1 persen hingga menyebabkan inflasi tertinggi pada Agustus 2022 ini.
Perang yang terjadi di Ukraina menyebabkan biaya petani meningkat.
Peningkatan itu terjadi sangat cepat termasuk pada produk susu, margarin, dan makanan ringan.
Bahan pangan segar juga mengalami kenaikan sebesar 10,5 persen.
Kenaikan tersebut menjadi yang tertiggi sejak September 2008 saat sistem keuangan global sedang jatuh.
Hal tersebut menambah beban rumah tangga bagi warga Inggris mengingat prospek tagihan energi rumah tangga jauh meningkat.
Selain itu, harga bensin musim ini di Inggris juga mengalami peningkatan.
Warga Inggris dengan penghasilan rendah menjadi pihak yang paling terpukul dengan adanya inflasi tersebut.
Sebagian besar anggaran mereka digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok termasuk makanan dan energi.
“Situasinya suram bagi konsumen dan pengecer, tetapi bisnis ritel akan tetap berkomitmen untuk mendukung pelanggan mereka dengan menawarkan diskon kepada kelompok rentan,memperluas rentang nilai,menetapkan harga kebutuhan pokok dan menaikkan gaji staf,” kata Kepala Eksekutif British Retail Consortium (BRC), Helen Dickson seperti dilansir The Guardian.
Warga Inggris telah mencoba banyak cara untuk dapat bertahan dari badai inflasi ini.
Mulai dari beralih ke toko diskon, beralih ke barang bermerk lokal, serta memangkas anggaran layanan berlangganan dan perjudian.
Sebagian besar mereka juga berusaha mengurangi perjalanan dengan mobil.
Warga Inggris saat ini lebih memilih untuk berjalan kaki untuk bepergian.
Warga Inggris benar-benar berusaha banyak hal untuk menghadapi inflasi, terutama menghemat anggaran pangan.
Pembelian secara langsung kini lebih diminati warga Inggris. Hal tersebut tentunya sebagai cara untuk mengurangi biaya pengiriman yang memakan anggaran.
”Pembeli sudah mengurangi jumlah barang yang mereka masukkan ke keranjang mereka di supermarket dan mencoba mengendalikan pengeluaran dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Mereka mencoba untuk menangani tagihan energi yang meningkat,” kata kepala wawasan ritel dan bisnis di NielsenIQ, Mike Watkins.