MATA INDONESIA, JAKARTA – Industri makanan dan minuman menunjukkan ketahanannya meski dalam masa pandemi Covid-19. Sektor industri ini mengalami pertumbuhan 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022.
”Ini meningkat signifikan dari periode yang sama pada tahun 2021 yaitu 2,95 persen,” kata Dirjen Industri Argo Kemenperin, Putu Juli Ardika, ketika menghadiri pembukaan pameran Food Ingridients Asia di Jakarta International Expo, Rabu, 7 September 2022.
Industri makanan dan minuman, juga berkontribusi sebesar 38,38 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto. Atau PDB industri nonmigas. Karenanya, industri ini menjadi subsektor dengan kontribusi terbesar dalam PDB Indonesia.
Putu menyebut pada bulan Januari hingga Juni 2022, ekspor industri makanan dan minuman telah mencapai USD 21,5 miliar. Angka ini mengalami peningkatan 9 persen daripada periode yang sama pada tahun 2021, yakni USD 19,5 miliar. Selain itu, industri ini juga mampu menarik investasi senilai Rp 21,9 triliun hingga kuartal II tahun 2022 dan menyerap hingga 1,1 juta tenaga kerja.
Untuk mengembangkan industri ini, Putu melanjutkan, Kemenperin melakukan upaya melalui perpaduan kebijakan fiskal dan nonfiskal. Pihaknya telah mengusulkan insentif fiskal. Seperti tax holiday, tax allowance, super tax deduction, dan Bea Masuk tanggungan Pemerintah (BMDTP). Putu menyebut langkah tersebut sebagai strategi mendorong investasi, penguasaan teknolgi, serta penguatan struktur industri.
“Untuk kebijakan nonfiskal, salah satu cara kami adalah terus aktif memfasilitasi promosi produk industri makanan dan minuman melalui pameran di dalam maupun luar negeri,” kata dia.