Industri Furnitur Rotan Makin Mengeliat di Tengah PPKM

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kinerja industri furnitur rotan terus dipacu oleh kementerian Perindustrian (Kemenperin) agar semakin memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional dan menopang kebijakan hilirisasi bahan baku dalam negeri.

“Indonesia punya potensi besar dalam pengembangan industri rotan yang berdaya saing global, karena didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang kaya dan sumber daya manusia yang terampil,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.

Dirinya mengatakan selama masa pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pihaknya bertekad menjaga aktivitas industri furnitur rotan, yang termasuk dalam sektor esensial, mengingat industri ini berorientasi ekspor sehingga menghasilkan devisa.

“Saat ini, sejumlah industri esensial sedang melakukan tahap uji coba penerapan protokol kesehatan, dengan beroperasi dalam kapasitas 100 persen karyawan yang dibagi minimal menjadi dua shift,” katanya.

Dirinya memberikan apresiasi kepada PT. Aida Rattan Industry yang telah siap menjalankan operasionalnya kembali secara penuh, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan disipilin.

“Bahkan, pabrik yang memiliki total tenaga kerja 144 orang ini, sebanyak 122 karyawannya (85 persen) telah divaksin,” katanya.

Dirinya optimistis, apabila aktivitas produksi industri dapat terjaga dengan baik, akan memacu investasi dan penyerapan tenaga kerja. Hal ini dapat mengakselerasi upaya pemulihan ekonomi nasional. Apalagi, 100 persen produk yang dihasilkan oleh PT Aida Rattan Industry berorientasi ekspor

“Pada Januari-Mei 2021, ekspor furnitur berbasis rotan menembus 67,67 juta dolar atau naik 31 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 51,62 juta dolar,” katanya.

Adapun negara tujuan utama ekspor furnitur nasional, di antaranya Amerika Serikat, Italia, Jerman, Jepang, Belanda, Inggris, dan Perancis. Sementara itu, secara kumulatif, ekspor yang dikontribusikan oleh industri furnitur mencapai 1,91 miliar dolar sepanjang tahun 2020.

Sektor ini terdapat 1.114 perusahaan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan jumlah kapasitas produksi sebesar 2,9 juta ton per tahun dan total tenaga kerja yang terserap sebanyak 143.119 orang.

Ia juga menyebut selama ini, Kemenperin telah menginisiasi berbagai program dan kebijakan dalam mengerek daya saing industri furnitur di tanah air, antara lain menjaga ketersediaan bahan baku, memberikan insentif fiskal dan nonfiskal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini