MATA INDONESIA, JAKARTA-Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan Kementerian Perdagangan telah terbuka kepada perusahaan, baik di dalam maupun di luar negeri untuk bergabung ke dalam pasar aset kripto yang tengah berkembang.
“Kemendag juga tengah dalam proses mendirikan bursa aset kripto, lembaga kliring dan kustodian untuk mendukung ekosistem aset kripto Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat 22 Juli 2022.
Industri aset kripto di Indonesia hingga saat ini masih memiliki potensi cukup besar.
Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti) mencatat hingga Juni 2022, jumlah investor aset kripto sudah mencapai 14,6 juta, naik dari akhir tahun 2021 hanya 11,2 juta.
Dia memaparkan total transaksi perdagangan untuk kripto periode Januari hingga Juni 2022 tembus Rp 212 triliun.
Angka transaksi menurutnya memang jauh lebih kecil dibanding tahun lalu, dengan periode yang sama Januari sampai Juni 2021 mencapai Rp 428 triliun.
“Secara angka investor kripto dalam negeri masih bisa terus tumbuh. Saat ini angkanya masih sekitar lebih dari empat persen dari jumlah populasi sekitar 270 juta penduduk Indonesia. Penetrasi kripto bisa dioptimalkan ke seluruh wilayah Indonesia,” katanya.
Teguh menilai industri aset kripto juga bisa menjadi tonggak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seperti, membuka lapangan pekerjaan baru, khususnya yang berkaitan dengan teknologi blockchain.
“Sudah banyak masyarakat Indonesia yang terbantu dengan investasi aset kripto, mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga, driver ojek online dan lainnya,” katanya.