MATA INDONESIA, JAKARTA-Indonesia mulai serius menjajaki kerja sama berbasis teknologi nano dengan Iran yang dapat dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan. Diketahui Iran merupakan negara ke-4 di dunia penghasil teknologi nano.
Sebagai wujud keseriusan, delegasi Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI), yang dipimpin Wakil Ketuanya, Rachmat Gobel, langsung menemui Komite Inovasi Teknologi Nano Iran di Teheran, untuk melihat langsung perkembangan produk teknologi Nano yang sudah dikembangkan di negara itu, di antaranya produk ketahanan pangan, energi, dan industri.
Nano Technology merupakan ilmu atau teknologi yang mempelajari objek yang ukurannya sangat kecil (sepermiliar meter) yang kemudian dimanipulasi untuk menghasilkan benda-benda baru dengan karakter khusus yang diinginkan.
Pada dasarnya, teknologi nano merupakan lompatan teknologi untuk merekayasa benda-benda baru dari benda-benda yang sudah ada.
“Iran Nanotechnology Innovation Council (INIC) menjawab semua persoalan yang ada di seluruh negara, seperti tentang lingkungan hidup dan juga meningkatkan hasil bumi. Saya juga berharap Indonesia dan Iran bisa menjalin kerja sama untuk membangun kesejahteraan umat di muka bumi ini,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, melihat bahwa dengan hadirnya teknologi nano maka dapat mengurangi persoalan seperti lingkungan hidup dan juga bisa meningkatkan sumber daya alam yang lebih baik.
Dan Indonesia pun siap untuk membentuk komite bersama untuk merealisasikan kerja sama pengembangan teknologi nano.
“Dalam bidang energi, teknologi nano dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi minyak bumi melalui teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) hingga 20 persen,” katanya.