Permasalahan lain di industri kesehatan yang menjadi “bottleneck” adalah kurangnya jumlah dokter. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah dokter di Indonesia dinilai paling rendah di dunia. Hal ini yang menghambat akses masyarakat terhadap dunia kesehatan.
Ketersediaan dokter hanya 3,8 orang per 10 ribu penduduk Indonesia. Jumlah itu di bawah jumlah dokter di Inggris (28,1 dokter), Amerika Serikat (25,9 dokter), Korea Selatan (23,7 dokter), Singapura (23,1 dokter), Malaysia (15,1 dokter), rata-rata dunia (15,0 dokter), dan Thailand (8,1 dokter). Indonesia hanya 3,8 dokter.
Masalah kekurangan dokter tidak bisa diselesaikan dalam jangka pendek. Karena, hal ini harus melibatkan sejumlah pihak salah satunya perguruan tinggi. Namun, solusi jangka pendek yang bisa diambil adalah dengan mengizinkan dokter asing untuk praktik di Indonesia.
“Saya pikir ini cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi kekurangan dokter sambil menanti munculnya dokter-dokter baru. Dokter asing ini bisa memberikan alih ilmu pengetahuan kepada dokter lokal. Jadi, jangan dianggap kehadiran dokter asing ini menjadi penghambat bagi dokter-dokter lokal,” ungkapnya.
“Jadi, ada kesenjangan yang cukup luas antara dokter top di Indonesia dengan yang dibawahnnya. Ini bisa terlihat kalau kita ke luar pulau Jawa di mana hal itu sangat terasa. Jadi, ini menjadi tugas perguruan tinggu bagaimana mendidik dokter lebih baik lagi dan juga panggilan kepada WNI yang belajar kedokteran di luar negeri untuk kembali ke Indonesia,” ucapnya.