MATA INDONESIA, JAKARTA-Indonesia dan Malaysia menjadi kunci ketersediaan minyak sawit atau palm oil untuk dunia, di saat minyak nabati dari Ukraina belum bisa dikeluarkan karena konflik.
Hal tersebut dia sampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto dalam acara Ministerial Meeting of Council of Palm Oil Prouducing Countries (CPOPC) ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa 19 Juli 2022.
Ia menerangkan, di dalam situasi saat ini CPOPC melihat pentingnya keberadaan palm oil dan diketahui kondisi market palm oil ini didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Karena Indonesia mensuplai sekitar 48 juta ton dan Malaysia sekitar 18 juta ton.
“Dua negara ini mensuplai sekitar 66 juta daripada vegetable oil palm oil ke market. Dan kita ketahui bahwa permintaan dunia terhadap komoditas palm oil itu sekitar 45 juta (ton) dengan yang terbesar antara lain India sekitar hampir 7,8 juta dan 27 negara EU (Uni Eropa) 5,8 juta dan China 4,5 juta,” kata Airlangga.
“Oleh karena itu, kerja sama Indonesia dengan Malaysia menjadi sangat penting. Karena ini, menjadi kunci pada saat 5,5 juta (ton) vegetable oil yang berasal dari Ukraina belum bisa keluar secara penuh,” tambahnya.