Indonesia dan AS Perkuat Komitmen Tekan Emisi Karbon

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menjalin kerja sama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Kerjasa sama ini  untuk mendukung Program Indonesia Rendah Karbon dari Pengelolaan Kehutanan dan Lahan Lainnya pada 2030.

Ini merupakan langkah percepatan untuk mencapai penyerapan bersih karbon (carbon net sink). Di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain seperti target Indonesia pada 2030.

Dokumen kerja sama itu tertuang melalui nota kesepahaman (MoU) yang Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono dan Mission Director USAID Indonesia Jeffrey P Cohen, di Jakarta pada Jumat 20 Mei 2022.

Menteri LHK Siti Nurbaya menyatakan bahwa penandatanganan MoU tersebut menandai tonggak penting fase baru kerja sama antara KLHK dan USAID. Khususnya dalam mendukung visi jangka panjang Indonesia.

”Pencapaian Indonesia bebas emisi karbon menuntut untuk memobilisasi, mengoordinasikan. Dan mengatur semua sumber daya termasuk publik, swasta, dan komunitas internasional,” ujar Menteri Siti.

Dubes AS untuk Indonesia Kim Y Sun menyampaikan pentingnya kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dalam penurunan emisi gas rumah kaca. Terutama dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Ia menyampaikan apresiasi atas upaya besar KLHK untuk mengurangi deforestasi di Indonesia. Laju-laju deforestasi kini telah mencapai titik terendah dalam 20 tahun. Amerika Serikat sangat ingin mendukung Pemerintah Indonesia untuk membantu menjamin keberlanjutan jangka panjang dari pencapaian pengelolaan kehutanan.

Adapun, kerja sama ini fokus pada upaya

  • Pengurangan deforestasi dan degradasi hutan yang terus berlangsung.
  • Pengelolaan hutan lestari (hutan alam dan hutan tanaman).
  • Rehabilitasi hutan dan lahan
  • Restorasi lahan gambut dan mangrove
  • Konservasi dan keanekaragaman hayati, termasuk perlindungan spesies kunci.

Mission Director USAID Indonesia Jeffrey P Cohen menyampaikan, nota kesepahaman itu menjelaskan kerja sama AS-Indonesia untuk menurunkan gas rumah kaca pada 2030. Kemitraan ini mendukung visi jangka panjang Pemerintah Indonesia. Untuk pembangunan rendah emisi dan iklim yang tangguh.

Pada 2030, pengunaan kawasan hutan maupun lahan lainnya akan menghasilkan emisi sebanyak 714 juta ton. Atau setara CO2. Pembangunan rendah karbon akan mengurangkan emisi sebanyak 17,2%. Dalam skenario penurunan emisi 29% dan 24,5% dalam skenario 41%.

Indonesia mengajukan proposal penurunan emisi melalui dua cara. Yakni

  • 29% dengan usaha sendiri
  • 41% dengan bantuan internasional.

Semua persentase itu mengacu pada produksi emisi nasional pada 2030 sebanyak 2,869 miliar ton setara CO2. Sebagai ilustrasi, emisi sebanyak ini setara dengan emisi 900 juta mobil yang berjalan 19.000 kilometer selama setahun.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini