MATA INDONESIA, JAKARTA – Imunisasi ideologi penting untuk mencegah radikalisme. Caranya dengan mengantisipasinya dari hulu ke hilir. Wakil Ketua Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme MUI, Irjen Pol (Purn) Ir Hamli ME menegaskan bahwa imunisasi ideologi itu adalah memberikan pemahaman untuk menangkal ideologi radikalisme.
“Memberi pemahaman tangkal radikalisme dengan kearifan lokal dan kesejahteraan,” kata Hamli di dalam diskusi berjudul ‘Ancaman Radikalisme di Tengah Pandemi Covid-19’ di kanal Youtube Hidup TV, Jumat 19 Maret 2021.
Esensi dari hulu sampai ke hilir yaitu penanganannya mencakup seluruh stakeholder mulai dari kementerian hingga pendidikan di usia dini.
Sementara Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) Dr KH Anwar Sanusi mengatakan bahwa Pancasila adalah vaksin terbaik untuk meningkatkan kekebalan masyarakat dari pengaruh radikalisme dan terorisme.
“Karena Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya bahwa seluruh rakyat dan warga Indonesia harus mempunyai Tuhan dan harus beragama. Dan sepanjang yang saya ketahui tidak ada agama yang mengajarkan tentang radikalisme dan terorisme, sehingga kalau sila pertama ini sudah meresap di dalam jiwa masyarakat kita, maka tidak akan ada yang namanya terorisme maupun radikalisme,” kata Anwar.
Anwar juga menegaskan bahwa Pancasila merupakan falsafah bangsa dan juga ideologi yang pada hakekatnya menghendaki keadilan.
“Oleh sebab itu untuk mencapai suatu keadilan sebagai sila yang kelima, selain Ketuhanan Yang Maha Esa kita direkatkan dulu dengan sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Artinya, sebagai manusia Indonesia maka akan ada yang dalam Islam disebut ‘hablum minannas’ yakni hubungan horizontal, antar manusia untuk saling hormat menghormati, saling beretika baik dalam tindak tanduk maupun di dalam perkataan,” kata Anwar.