MATA INDONESIA, JAKARTA – Hingga saat ini, harga minyak goreng masih belum menentu. Malah hingga Jumat 4 Maret 2022, harga per liternya mencapai harga 17.000 -18.000 bahkan mencapai harga tertinggi 22.000.
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan menyatakan ini merupakan rapor merah terhadap Menteri Perdagangan. Mengingat hampir memasuki 3 bulan bahkan hampir 4 bulan harganya belum turun atau sesuai dengan harga eceran tertinggi (HTE).
Reynaldi khawatir saat bulan puasa nanti, harganya masih tinggi. Sedangkan menuju hari raya permintaan akan minyak goreng selalu meningkat.
Sebenarnya saat ini persediaan cukup aman. Namun Reynald menjelaskan terdapat masalah teknis dalam proses distribusi yang tidak merata.
Kendala lain yaitu adanya oknum yang berusaha mengambil keuntungan sesaat demi beberapa golongan dengan cara menimbun minyak goreng yang ada seperti yang terjadi di Sumatra Utara.
Yang menjadi penyesalan adalah sudah sejak tiga bulan lebih belum ada penyelesaian dari pemerintah Kementerian Perdagangan mengenai permasalahan ini.
“Harusnya Kemendag mempunyai road map terkait minyak goreng. Namun sayang hingga saat ini masalah ini belum juga teratasi dan justru terkendala di distribusi,” ujar Reynald.
Karena adanya masalah distribusi ini pedagang hanya memiliki stok dengan harga yang cukup fantastis. Reynald juga menegaskan dengan kondisi minyak goreng akan sulit kembali ke harga terjangkau.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia berharap pemerintah dapat menyelesaikan hal ini dengan cepat.