IDI: Ketidakdisiplinan Orang Indonesia Sulit Setop Pandemi Covid19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Karakter orang Indonesia yang tidak disiplin, tidak yakin dan menganggap enteng virus SARS-Cov-2 akan menggagalkan penghentian pandemi melalui vaksinasi untuk menciptakan kekebalan bersama (herd immunity) pada 70 persen penduduk. Selain itu, karakter itu lah yang menyebabkan angka penambahan kasus positif Covid19 di negara kita terus meninggi seperti sekarang.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Vaksin dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI dalam konferensi pers virtual di akun YouTube BNPB Indonesia, Jumat 15 Januari 2020 sore.

“Vaksin akan lebih lambat berjalannya karena tidak semua orang yakin. Padahal, salah satu cara untuk mencapai herd immunity (kekebalan bersama) adalah vaksinasi, walaupun bukan segalanya untuk menghentikan Pandemi Covid19. Tapi tanpanya herd immunity tidak akan terjadi,” kata Iris.

Maka, harus ditanamkan pemahaman di setiap kepala warga Indonesia bahwa menghentikan pandemi ini bukan tugas tenaga kesehatan semata.

Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA menyatakan hal tersebut merupakan tugas bersama seluruh warga bangsa.

Hal itu diamini dr Iris sehingga dia menganjurkan seluruh kalangan termasuk pemerintah tidak lelah mengedukasi masyarakat kita yang karakternya tidak disiplin tersebut soal pentingnya memakai masker dan menerima vaksin.

Sebab, seandainya 70 persen penduduk Indonesia memiliki kekebalan buatan melalui vaksin pandemi Insha Allah bisa diakhiri.

Iris menyarankan setiap detik selalu didengungkan pentingnya vaksin dan disiplin menegakkan protokol kesehatan hingga pandemi berakhir.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini